get app
inews
Aa Text
Read Next : Satgas Pangan Polda Jabar Sidak Pasar Ciroyom dan Kosambi, Pastikan Harga Stabil dan Stok Aman

Isu Penghapusan Kategori Beras Menguat, Pasar Tradisional Masih Gelap Informasi

Senin, 28 Juli 2025 | 14:41 WIB
header img
Pemerintah berencana menghapus klasifikasi beras premium dan medium usai kasus beras oplosan. Foto: iNews/ M Rafki.

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Wacana penghapusan klasifikasi beras premium dan medium oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) tengah ramai dibahas usai mencuatnya kasus beras oplosan yang dinilai merugikan konsumen dan merusak sistem distribusi pangan nasional.

Namun ternyata, wacana tersebut belum menjangkau pedagang pasar tradisional. Salah satunya adalah Rahmat (50), pedagang beras di Pasar Kosambi, Kota Bandung, yang mengaku baru pertama kali mendengar isu ini saat dimintai tanggapan oleh awak media, Senin (28/7/2025).

“Belum pernah tahu, baru kali ini dengar informasinya,” ungkap Rahmat.

Pedagang Tak Terlalu Terganggu oleh Wacana Penghapusan Label

Meski belum menerima informasi resmi, Rahmat menilai penghapusan label premium dan medium tidak akan berdampak signifikan terhadap aktivitas jual beli di pasar tradisional.

“Kalau saya sih nggak terlalu ngaruh. Di pasar ini jualannya lebih ke kepercayaan pelanggan. Label-label kayak gitu nggak terlalu jadi patokan,” katanya.

Namun demikian, Rahmat berharap pemerintah tidak gegabah dalam membuat kebijakan. Ia menekankan pentingnya sosialisasi yang jelas kepada pelaku usaha kecil, terutama pedagang yang menggantungkan penghasilan dari jual beli beras.

“Mudah-mudahan kalau memang diberlakukan, ada perbaikan. Soal beras oplosan kemarin juga jadi pelajaran. Tapi ya jujur, ke pasar-pasar kayak di sini belum ada tindakan langsung dari pemerintah,” tuturnya.

Pedagang Lain: Kualitas dan Harga Tetap Jadi Prioritas Pembeli

Senada dengan Rahmat, pedagang lain bernama Asep juga mengaku belum mendapatkan informasi resmi soal perubahan klasifikasi beras. Ia hanya mendengarnya secara tidak langsung dari obrolan sesama pedagang.

“Katanya sih ada. Tapi kalau ke Pasar Kosambi, belum ada sosialisasi,” ujar Asep.

Menurut Asep, perubahan label beras, misalnya dari "premium" dan "medium" menjadi "beras biasa" dan "beras khusus", tidak akan banyak memengaruhi minat pembeli.

“Mau diubah jadi apa juga, asal kualitasnya tetap dan harganya masuk akal, ya tetap dibeli,” ucapnya santai.

Pemerintah Ingin Sederhanakan Kategori Beras untuk Cegah Manipulasi Pasar

Dalam wacana yang digulirkan, Kemendag berencana menyederhanakan kategori beras menjadi hanya dua jenis:

  1. Beras biasa: hasil produksi petani lokal dan disubsidi pemerintah.
  2. Beras khusus: seperti ketan, japonica, dan basmati, yang memerlukan izin serta sertifikasi khusus.

Langkah ini bertujuan untuk mencegah manipulasi pasar, memperkuat pengawasan distribusi, serta memberantas praktik curang seperti pengoplosan beras subsidi ke beras premium.

Sosialisasi Jadi Kunci Keberhasilan Kebijakan

Meskipun niat pemerintah dinilai positif, para pedagang beras pasar tradisional menekankan pentingnya komunikasi dan sosialisasi yang merata agar tidak menimbulkan kebingungan atau penolakan.

Tanpa pemahaman yang menyeluruh, kebijakan seperti penghapusan klasifikasi beras premium dan medium bisa jadi kontraproduktif di tingkat pedagang kecil yang menjadi ujung tombak distribusi pangan ke masyarakat.

Editor : Rizal Fadillah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut