get app
inews
Aa Text
Read Next : Gelar Rakeda, PGPI Dorong Kemajuan Bangsa

Jalur Pendakian Puncak Mega Gunung Puntang Ditutup Sementara Usai Dua Remaja Terjatuh ke Jurang

Kamis, 31 Juli 2025 | 18:25 WIB
header img
Penutupan Jalur Pendakian Mega Gunung Puntang. (Foto: Instagram)

BANDUNG, iNewsBandungraya.id - Jalur pendakian menuju Puncak Mega, Gunung Puntang, di Kabupaten Bandung resmi ditutup sementara waktu setelah insiden dua remaja yang jatuh ke jurang. Keputusan ini diambil untuk mencegah risiko serupa dan menjamin keselamatan para pendaki.

Informasi penutupan jalur tersebut telah tersebar luas di berbagai media sosial. Selama ini, Puncak Mega dikenal sebagai salah satu destinasi populer untuk kegiatan hiking dan trail running, terutama karena keindahan panoramanya.

Namun, kawasan tersebut nyaris memakan korban jiwa ketika dua remaja, berinisial RS (15) dan FR (16), tergelincir dan terjatuh ke jurang saat berada di jalur Puncak Mega wilayah Banjaran.

“Setelah adanya kejadian yang jatuh kemarin kan yang disorotnya pasti PGPI, karena zona jalurnya ada di kami. Makanya kami juga nggak mau hal-hal yang tidak diinginkan, jadi sekarang kita tutup jalurnya,” ujar Ketua Umum Persaudaraan Gunung Puntang Indonesia (PGPI), Ikar Kardiman, pada Kamis (31/7/2025).

Penutupan Dilakukan Tanpa Batas Waktu

Penutupan jalur ini dilakukan setelah melalui koordinasi bersama berbagai pihak, termasuk Basarnas, PMI, dan relawan senior.

“Dua survivor yang jatuh kemarin juga kan melewati batas, menjebol kabel kawat. Dia berangkat dari basecamp PGPI,” ungkap Ikar.

Menurutnya, jalur tersebut sebenarnya telah ditutup sejak beberapa tahun terakhir atas inisiatif PGPI dan Perhutani. Namun, pendakian ilegal masih sering terjadi.

“Jadi ditutup itu untuk akses wisata sudah beberapa tahun yang lalu. Imbauan penutupan pun selalu diinformasikan kepada masyarakat. Namun jika ada larangan, biasanya suka muncul para pendaki liar,” tambahnya.

Para pendaki liar ini umumnya masuk melalui jalur Basecamp PGPI yang memiliki akses cukup ideal. Situasi ini kerap menyulitkan pihak pengelola.

“Nah kita tuh risih kepada para pendaki yang suka menitipkan motor di basecamp. Jadi kita juga bingung, ngelarang nggak bisa, nge-iya-in juga enggak bisa. Tapi ya sudah, kita edukasi kalau mereka naik kebutuhannya mau apa. Tapi kalau ada apa-apa, PGPI hanya bertugas melakukan rescue aja,” jelas Ikar.

Akses Alternatif yang Juga Berbahaya

Terdapat beberapa jalur lain menuju Puncak Mega, seperti dari Kecamatan Cimaung dan jalur PGPI di Banjaran. Meski sudah lama ditutup, masyarakat tetap mencari akses alternatif, salah satunya melalui Gunung Sanggar di Kecamatan Arjasari.

“Nah itu yang bahaya itu sebenarnya, soalnya lewat jembatan alam. Ada banyak kejadian, ketika mereka naik dari Citiis ke Gunung Sanggar. Itu kan view-nya bagus banget di puncaknya, nah itu suka dipakai sama yang trail running. Pada akhirnya mereka turunnya suka ke basecamp kita,” jelasnya.

Ikar mengaku telah melakukan koordinasi dengan pengelola Gunung Sanggar untuk menutup jalur tersebut demi keselamatan pendaki.

“Saya pun langsung diskusi dengan pengelola Gunung Sanggar untuk ditutup. Soalnya treknya zona berbahaya, tipis, terus tanahnya gambur, terus treknya sulit lah,” tutupnya.

Editor : Agung Bakti Sarasa

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut