Prabowo Inisiasikan KSTI 2025: Momentum Bersejarah untuk Memajukan Bangsa

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri (KSTI) Indonesia 2025 resmi digelar pada 7–9 Agustus 2025 di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), ITB Bandung.
Acara ini merupakan wujud inisiasi Presiden Prabowo Subianto dalam menyamakan visi riset nasional untuk memperkuat fondasi menuju Indonesia Emas 2045.
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Prof. Brian Yuliarto, menyebut KSTI sebagai momentum besar yang pertama kali dilakukan oleh pemerintah. Dia menekankan peran presiden yang “senantiasa menginspirasi, menginisiasi, dan mengumpulkan para saintis di seluruh Indonesia.”
Menurut Menteri Brian, KSTI menjadi “ruang strategi” penting yang mempertemukan lebih dari 1.066 peneliti dari seluruh Indonesia dan dihadiri sekitar 1.200 peserta, sehingga menciptakan sinergi antar pemangku kepentingan.
“Konvensi ini inisasi presiden untuk bisa sama-sama menyamakan visi berkontribusi untuk memajukan bangsa indonesia,” ujarnya.
Dari website resmi KSTI, konvensi ini dirancang sebagai kolaborasi pentahelix antara akademisi, industri, pemerintah, media, dan masyarakat dengan tema besar “Sains dan Teknologi untuk Pertumbuhan dan Pemerataan Ekonomi.”
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Prabowo menyampaikan target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen dalam lima tahun ke depan, yang diharapkan dicapai melalui strategi industrialisasi nasional berbasis hilirisasi dan penguatan SDM cerdas.
Agenda utama konvensi juga mencakup penyusunan peta jalan riset dan inovasi, fokus pada delapan sektor strategis mulai dari energi, pertahanan, hingga digitalisasi lewat AI dan teknologi industri next‑gen.
Rektor ITB, Tatacipta Dirgantara, menyoroti paradigma yang harus diubah: dari memandang riset sebagai beban biaya, menjadi investasi jangka panjang untuk produk dan inovasi.
“Keluar negeri melihat riset sebagai nilai kita juga harus punya pandangan itu,” ujarnya.
Di tengah harapan besar untuk masa depan, KSTI 2025 menjadi titik kumpul para pemikir dan pelaku inovasi untuk bersama membentuk ekosistem riset yang inklusif, produktif, dan berdampak bagi masyarakat luas.
Editor : Rizal Fadillah