Jabar Jadi Tuan Rumah Olimpiade Madrasah Indonesia 2025
BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Madrasah kini tidak hanya dikenal sebagai lembaga pendidikan agama, tetapi juga menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan inovasi.
Hal ini terlihat pada pembukaan Olimpiade Madrasah Indonesia (OMI) 2025 yang digelar di MAN 1 Kota Bandung, Jumat (8/8/2025). Ajang ini menjadi wadah kompetisi sains dan riset bagi pelajar madrasah dan sekolah umum di seluruh Indonesia.
Dengan mengusung tema "Islam dan Teknologi Digital: Inovasi Sains untuk Generasi Indonesia Maju yang Berdaya", OMI 2025 diinisiasi Kementerian Agama RI untuk menggali potensi intelektual, memperkuat karakter, dan menyiapkan generasi muda menghadapi tantangan global.
Kompetisi Terbuka untuk Semua Pelajar
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Prof. Dr. H. Amien Suyitno, M.Ag., menegaskan OMI bukan hanya untuk siswa madrasah, tetapi terbuka bagi semua pelajar, termasuk dari sekolah umum dan non-muslim.
“Ilmu itu bebas nilai. Siapa pun yang memiliki minat dan kemampuan berhak ikut tanpa memandang latar belakang sekolah atau agama,” ujar Amien.
Ia menambahkan, madrasah kini memiliki daya saing tinggi di level nasional dan internasional. Banyak lulusan madrasah diterima di universitas ternama dunia seperti Oxford University.
Selain bidang sains, Kemenag juga mendorong pengembangan potensi siswa di bidang seni, olahraga, hingga robotik melalui berbagai ajang seperti Porseni dan kompetisi baru yang akan diluncurkan.
Jawa Barat Jadi Tuan Rumah Pembukaan
Provinsi Jawa Barat dipercaya menjadi tuan rumah pembukaan OMI 2025. Plt. Kepala Kanwil Kemenag Jabar, Mohammad Ali Abdul Latief, menyebut Bandung sebagai kota yang tepat untuk memulai kompetisi ini.
“Bandung bukan hanya kota kuliner, tapi juga kota perjuangan dan pusat pendidikan. Sangat tepat kick off OMI dilaksanakan di sini,” ucapnya.
Ali menegaskan OMI bukan hanya tentang prestasi akademik, tetapi juga penguatan karakter dan spiritualitas generasi muda.
Gabungan KSM dan MYRES
Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan Madrasah (DKSKK), Prof. Nyayu Khodijah, menjelaskan OMI 2025 merupakan penyatuan Kompetisi Sains Madrasah (KSM) dan Madrasah Young Researcher Supercamp (MYRES).
“KSM fokus pada sains, MYRES fokus pada riset. Keduanya kini digabung agar lebih integratif dan menyeluruh,” jelasnya.
Tahapan OMI dimulai dari tingkat sekolah, kabupaten/kota, provinsi, hingga nasional. Puncak final nasional dijadwalkan pada 2–6 November 2025 di Provinsi Banten.
Untuk bidang sains, peserta berasal dari madrasah dan sekolah umum. Sementara bidang riset khusus untuk siswa madrasah, melalui tahapan seleksi proposal, pembimbingan, pelaksanaan riset, hingga final berbentuk ekspo riset. Karya terbaik akan dimuat di jurnal terindeks SINTA 5 dan 6.
Kemenag juga menjanjikan penghargaan lebih variatif, bukan hanya medali, tetapi apresiasi pada berbagai jenjang dan kategori.
Editor : Rizal Fadillah