get app
inews
Aa Text
Read Next : Tiga Daerah Belum KLA, Jawa Barat Gagal Sandang Predikat Provila Tahun Ini

Kadis DP3AKB Jabar: Kekerasan Sekecil Apapun tak Boleh Dianggap Wajar

Kamis, 21 Agustus 2025 | 08:04 WIB
header img
Kampanye Anti Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak yang diselenggarakan DP3AKB di SMAN 6 Garut, pekan lalu.

GARUT, INEWSBANDUNGRAYA.ID – Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jawa Barat dr. Siska Gerfianti mengatakan, berbagai bentuk kekerasan kerap terjadi di lingkungan remaja, mulai dari kekerasan fisik, verbal, emosional, hingga kekerasan berbasis gender. Ia menegaskan bahwa kekerasan sekecil apa pun tidak boleh dianggap wajar.

 

“Jangan menormalisasi kekerasan atas nama pergaulan, candaan, atau tradisi. Semua bentuk kekerasan harus dilawan,” tegas kata Siska Gerfianti saat Kampanye Anti Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak di SMAN 6 Garut, pekan lalu.  

 

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman serta kesadaran peserta didik mengenai pentingnya perlindungan anak, kesehatan reproduksi remaja, serta pencegahan kekerasan dan pernikahan usia dini. Program kampanye ini menyasar 10 sekolah jenjang SMA/SMK dan MA di Kabupaten Garut, antara lain SMAN 15 Garut, SMKN 1 Garut, SMKN 12 Garut, SMAN 6 Garut, SMK YPPT, SMAN 11 Garut, MAN 2 Garut, dan SMKN 2 Garut.

 

Siska juga memperkenalkan kembali konsep Panca Waluya, nilai luhur yang menjadi bagian dari program pembangunan karakter remaja di Jawa Barat, yaitu:

 Cageur: sehat jasmani dan rohani, Bageur: berperilaku baik dan sopan, Bener: jujur dan bertanggung jawab, Pinter: cerdas dan berwawasan,Singer: tanggap, peduli, dan peka sosial.

 

Menurutnya, Panca Waluya bukan sekadar slogan, melainkan fondasi pembentukan karakter remaja. Jika nilai-nilai ini dihayati, maka lingkungan sekolah dan keluarga akan semakin bebas dari kekerasan.

 

Sementara itu Wakil Bupati Garut, drg. Luthfianisa Putri Karlina, MBA, mengajak siswa menjadi pelopor perubahan sekaligus agen pencegahan kekerasan. “Sekolah bukan hanya tempat menimba ilmu, tetapi ruang pembentukan karakter dan nilai kemanusiaan. Kita ingin generasi penerus yang cerdas, berempati, menghargai perbedaan, dan menolak segala bentuk kekerasan,” ujarnya.

 

Ia juga menekankan pentingnya keberanian bersuara jika menjadi korban atau menyaksikan kekerasan. “Jangan diam. Laporkan. Dengan berbicara, kita bisa mencegah lebih banyak korban.”

 

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pemberian materi dari Perwakilan Kejaksaan Negeri Garut, Bimo Mahardika; Kepala Sekolah SMAN 6 Garut, Saepuloh dan Kepala Dinas PPKBPPPA Kabupaten Garut, Yayan Waryana. Materi yang disampaikan mengenai perlindungan hukum di satuan pendidikan; pernanan penting sekolah sebagai ruang pembentukan karakter, penanaman nilai kemanusiaan, dan penguatan budaya anti kekerasan di kalangan peserta didik; serta Penyelenggaraan Kabupaten Layak Anak yang mengamanatkan sekolah sebagai lingkungan bebas kekerasan.***

Editor : Ude D Gunadi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut