get app
inews
Aa Text
Read Next : Dedikasi untuk Dunia: Eksportir Indonesia Raih Lifetime Achievement Award 2025

Ribuan Mata Siswa Bandung Raya Diselamatkan dari Buram Akibat Gadget

Jum'at, 17 Oktober 2025 | 20:06 WIB
header img
Lebih dari 2.110 siswa di Bandung Raya mendapat pemeriksaan mata gratis. Foto: iNews/ Rizal Fadilah.

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id – Sebanyak 2.110 siswa di Bandung Raya mendapatkan layanan pemeriksaan mata gratis, dan lebih dari 300 di antaranya menerima kacamata cuma-cuma, dalam program hasil kolaborasi antara Bank BCA, sejumlah sekolah, rumah sakit, dan Pemerintah Daerah Jawa Barat.

Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung kelancaran belajar siswa di tengah meningkatnya kasus mata minus pada usia sekolah.

Eksekutif Vice Presiden BCA, Hera F. Karin, mengatakan bahwa program ini didorong oleh kepedulian terhadap siswa yang sering tidak fokus di kelas karena masalah penglihatan, terutama yang duduk di belakang.

“Banyak siswa yang duduk di kursi bagian belakang kelas kemudian tidak fokus dalam belajar karena kondisi mata minus. Alhasil ilmu yang diberikan guru pun justru terlihat buram," ucap Hera, Jumat (17/10/2025).

Hera menegaskan kembali bahwa mata adalah indra fundamental, dan melalui program ini BCA berharap siswa dapat belajar dengan lebih nyaman demi masa depan bangsa.

“Dengan penglihatan yang optimal diharapkan prestasi siswa pun kian gemilang,” harapnya.

Salah satu penerima manfaat, Fairuman dari SMAN 1 Ciparay, mengaku lega karena selama ini ia harus belajar dalam kondisi pandangan buram saat melihat jarak jauh, namun tidak pernah memeriksakan diri. Setelah pemeriksaan, diketahui ia menderita minus 2 \frac{1}{4} di kedua mata.

"Sekarang udah dapat kacamata jadi enakan kalau lihat ga ada buram," ujar Fairuman.

Senada dengan Fairuman, Mutiara, siswi kelas 2 SMP Pasundan 1 Kota Bandung, juga akhirnya mengetahui ada penambahan minus dan silindris pada matanya setelah setahun tidak melakukan pengecekan.

“Setahun ga pernah cek mata lagi padahal kan emang harus yah. Nah pas di sini sekarang ikut jadi tahu (ada kenaikan). Sekarang sudah dapat kacamata baru yang sesuai," ungkapnya.

Di sisi lain, Dokter Spesialis Mata dari Rumah Sakit Boromeus, Ivone Caroline menyoroti adanya kenaikan angka anak dengan mata minus.

Menurutnya, penggunaan gawai atau gadget yang berlebihan menjadi penyebab utamanya, seiring dengan makin dikenalnya teknologi digital sejak dini di kalangan anak-anak sekolah.

"Semua kita pakai handphone, dan anak-anak juga. Anak-anak dari sekolah sekarang udah mulai diajakan mengenai teknologi digital. Jadi belajar dari handphone, mengerjakan tugas dari handphone atau laptop, seperti itu," jelasnya.

Ivone menekankan bahwa skrining dan pemeriksaan mata sangat penting untuk mendeteksi dini gangguan refraksi, terutama karena minimnya kesadaran orang tua untuk membawa anak mereka memeriksakan mata.

Ia menyarankan, anak tanpa masalah mata idealnya melakukan pemeriksaan sekali sebelum usia lima tahun, sementara bagi yang sudah bermasalah, pemeriksaan rutin disarankan enam bulan hingga setahun sekali setelah usia lima tahun.

"Karena itu memang untuk kegiatan screening dari kacamata atau refraksi ini sangat penting untuk mendeteksi gangguan refraksi atau mata minus pada anak-anak, terutama usia sekolah ya, kan butuh untuk belajar," paparnya.

Idealnya ketika anak yang tidak merasa ada masalah pada mata bisa melakukan pemeriksaan sekali sebelum lima tahun. Namun, ketika merasa ada masalah bisa langsung memeriksakannya.

Berbeda saat memang sudah ada masalah pada mata, maka setelah anak berumur lima tahun mereka bisa rutin memeriksa mata enam bulan sekali sampai setahun sekali.

Editor : Rizal Fadillah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut