AMAN Jabar Tekankan Peran Mahasiswa sebagai Pengawal Kebijakan Prabowo-Gibran
BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Satu tahun kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menjadi momen refleksi penting bagi kalangan muda di Jawa Barat.
Melalui agenda Diskusi Publik bertajuk “Kebijakan, Harapan, dan Dukungan Kaum Muda”, Aliansi Mahasiswa Nusantara (AMAN) Jawa Barat menggelar ruang dialog terbuka di Bento Kopi, Cibiru, Bandung, Senin (27/10/2025).
Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai mahasiswa dari kampus se-Bandung Raya dan menghadirkan Usamah, S.H., pemerhati politik dan hukum, sebagai pembicara utama.
Dalam pemaparannya, Usamah menyoroti arah kebijakan luar negeri Indonesia di tengah dinamika geopolitik global di bawah kepemimpinan Prabowo-Gibran.
“Pemerintah saat ini tengah berupaya menjalankan amanat konstitusi untuk berperan aktif dalam menciptakan ketertiban dunia. Gaya kepemimpinan Presiden Prabowo memberi sinyal kuat bahwa Indonesia kini tidak sekadar mengikuti arus, tetapi turut menentukan arah kebijakan global,” ujar Usamah.
Indonesia dan Tantangan di Forum BRICS
Lebih lanjut, Usamah menilai keputusan Indonesia untuk bergabung dalam forum ekonomi BRICS merupakan langkah diplomasi berani.
Meski sebagian pihak menilai kebijakan itu “bermain di pinggir jurang” karena menantang dominasi kekuatan ekonomi dunia, ia melihatnya sebagai bentuk keberanian dan kemandirian Indonesia di kancah global.
“Keberanian Indonesia untuk tampil sebagai kekuatan baru dunia perlu diimbangi dengan kesiapan sumber daya manusia yang unggul melalui pendidikan, teknologi, dan militer. Di sinilah kaum muda memiliki peran strategis dalam menopang visi besar Presiden Prabowo,” jelasnya.
Kaum Muda Sebagai Mitra Kritis Pemerintah
Dalam kesempatan yang sama, Ketua AMAN Jawa Barat, M. Ikhbal, menegaskan bahwa dukungan generasi muda terhadap pemerintah tidak berarti kehilangan sikap kritis.
Ia menyebut Aliansi Mahasiswa Nusantara ingin hadir sebagai mitra kritis pemerintah untuk mendukung visi besar Indonesia yang berdaulat dan berkemajuan.
“Mendukung bukan berarti menutup mata terhadap kekurangan. Justru kritik yang membangun adalah bagian dari dukungan itu sendiri,” tutur Ikhbal.
Usamah pun mengapresiasi sikap tersebut. Menurutnya, pemerintah perlu memberi ruang dan memfasilitasi gelombang baru anak muda yang ingin berperan aktif dalam pembangunan bangsa.
“Fasilitasi dengan bijak, arahkan dengan visi. Kualitas kaum muda hari ini akan menentukan seberapa kuat Indonesia berdiri di panggung dunia,” pungkasnya.
Diskusi Publik Jadi Wadah Aspirasi Mahasiswa
Kemudian Ikhbal menambahkan bahwa diskusi terbuka ini bukan hanya milik AMAN, tetapi menjadi wadah seluruh mahasiswa Indonesia untuk menyampaikan aspirasi dan kritik konstruktif kepada pemerintah.
“Diskusi ini adalah bentuk kepedulian dan penyampaian aspirasi mahasiswa. Kami ingin seluruh lapisan mahasiswa dari berbagai kampus bisa ikut bersuara untuk kemajuan negara,” ujar Ikhbal usai diskusi di Bento Kopi Cibiru.
Ikhbal berharap kegiatan semacam ini terus dilakukan agar mahasiswa memiliki ruang untuk menyuarakan ide-ide inovatif bagi pembangunan nasional.
“Kepemimpinan Prabowo-Gibran cukup bagus dengan berbagai programnya. Namun tetap perlu mitra kritis seperti mahasiswa yang berperan sebagai agent of change dan social control bagi pemerintah,” tegasnya.
Editor : Rizal Fadillah