Transformasi Agribisnis! Pelatihan Kemenko PM di Al-Ittifaq Dorong Petani Naik Kelas
BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Kemenko PM) mengadakan dua pelatihan strategis secara simultan di Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al-Ittifaq, Kabupaten Bandung, Selasa (4/11/2025).
Kegiatan ini diikuti 160 peserta yang terdiri dari petani muda, pelaku UMKM, dan perwakilan koperasi dari seluruh Jawa Barat. Fokus utama pelatihan adalah penguatan pemasaran digital serta efisiensi rantai pasok antar-daerah.
Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Pelindungan Pekerja Migran Kemenko PM, Leon Alpha Edison, menyebutkan bahwa program ini merupakan tindak lanjut dari temuan “belanja masalah” yang dilakukan Kemenko PM beberapa waktu lalu.
“Kami menemukan dua tantangan besar di lapangan. Pertama, petani muda belum memiliki kemampuan digital marketing yang kuat. Kedua, masih sedikit koperasi yang berperan sebagai offtaker di daerahnya, sehingga menimbulkan inefisiensi dan tingginya biaya logistik,” ujar Leon.
Untuk menjawab permasalahan tersebut, Kemenko PM menghadirkan dua pelatihan inti.
Pelatihan pertama bertajuk “Berdaya Bersama”, diikuti 100 petani muda dan pelaku UMKM. Mereka mendapatkan pembekalan dari mentor Kementerian UMKM, DCT Agency, dan praktisi content creator mengenai strategi pemasaran digital dan pembuatan konten. Tujuannya meningkatkan kemandirian dan daya saing.
Pelatihan kedua adalah “Replikasi Model Rantai Pasok Lokal” yang dikhususkan bagi perwakilan koperasi dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat. Mereka mempelajari secara langsung model rantai pasok Kopontren Al-Ittifaq melalui narasumber dari Kementerian Koperasi serta tim Al-Ittifaq. Program ini diharapkan memperkuat peran koperasi sebagai offtaker di daerah masing-masing.
CEO Kopontren Al-Ittifaq, Irawan, mengapresiasi inisiatif Kemenko PM yang menjadikan Al-Ittifaq sebagai pusat pelatihan. Ia menegaskan kesiapan pesantren agribisnis tersebut untuk berbagi praktik terbaik kepada koperasi lain.
“Kami berharap model yang kami jalankan dapat direplikasi dan memperkuat ekosistem agribisnis pesantren secara nasional,” ujar Irawan.
Leon menegaskan bahwa Kemenko PM terus mendorong kolaborasi lintas lembaga untuk membangun ekosistem ekonomi inklusif.
“Tujuan akhirnya adalah memastikan intervensi pemerintah memberikan dampak langsung dan terukur bagi pengurangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat,” tutupnya.
Editor : Rizal Fadillah