get app
inews
Aa Text
Read Next : Pemkot Bandung Tertibkan Plang Liar di Sekitar Stadion GBLA

Kasus DBD Diprediksi Naik, Wali Kota Bandung Imbau Warga Tingkatkan Kewaspadaan

Rabu, 19 November 2025 | 16:54 WIB
header img
Wali Kota Bandung Muhammad Farhan. (Foto: Rizal Fadillah/iNews Bandung Raya)

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Pemkot Bandung mulai melakukan langkah siaga menghadapi potensi peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang diperkirakan terjadi November 2025 hingga awal 2026. 

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan meminta warga meningkatkan kewaspadaan sejak dini karena tren siklus DBD yang selalu meningkat setiap 3–4 tahun sekali.

“Kita akan memulai sosialisasi dan edukasi tentang pencegahan DBD. Karena memasuki November, Desember, hingga Januari nanti diperkirakan ada peningkatan kasus,” ujar Farhan, Rabu (19/11/2025).

Menurutnya, meski tahun 2025 menunjukkan penurunan, siklus DBD diprediksi kembali naik pada 2026 hingga mencapai puncaknya pada 2028.

“Ini siklusnya. Tahun 2025 turun, tapi 2026 sampai 2028 diprediksi naik. Karena itu, kita harus siaga dan bergerak lebih cepat,” tambahnya.

Farhan menuturkan, saat ini seluruh kelurahan dan kecamatan diwajibkan memulai sosialisasi dan edukasi tentang pencegahan DBD, termasuk pemeriksaan lingkungan.

“Kita lakukan pengecekan ke seluruh kelurahan. Semua wilayah wajib mulai sosialisasi dan edukasi pencegahan DBD,” tegasnya.

Ia juga menyampaikan kabar baik terkait fasilitas pemeriksaan dini DBD.

“Pengetesan gejala DBD, yaitu protein non-struktural 1 (NS1), sekarang sudah gratis di Puskesmas. Syaratnya, kalau dalam 24 jam mengalami demam, langsung datang ke Puskesmas,” jelas Farhan.

Tujuan tes NS1, mendeteksi infeksi virus dengue: Tes ini dapat mengidentifikasi keberadaan virus dengue melalui deteksi protein NS1 dalam darah. 

Diagnosis dini yaitu Tes ini efektif mendeteksi infeksi sejak dini, bahkan sebelum tubuh memproduksi antibodi yang mungkin baru terdeteksi beberapa hari kemudian. 

Dengan berbagai langkah pencegahan, Pemkot Bandung berharap masyarakat dapat terlibat aktif menjaga kebersihan lingkungan dan memeriksakan diri sejak dini saat mengalami gejala.

“Kita siaga menghadapi siklus peningkatan kasus. Yang paling penting adalah kesadaran bersama untuk menjaga lingkungan. Pencegahan itu kuncinya,” kata Farhan.

Sementara itu, Plt. Kabid Pencegahan dan Penanggulangan, Dinas Kesehatan Kota Bandung, Dadan Mulyana Kosasih menjelaskan, pemeriksaan NS1 dapat dilakukan sejak hari pertama demam.

“Kalau demam di hari pertama, langsung ke Puskesmas. Pemeriksaan NS1 gratis, sudah termasuk dalam layanan BPJS,” tuturnya.

Menurutnya, Kota Bandung masih berada pada kategori endemis, sehingga kasus DBD muncul setiap tahun di semua kecamatan. Karena itu, kewaspadaan harus terus dijaga.

Dadan kembali mengingatkan pentingnya pencegahan melalui 3M Plus, yaitu:Menguras tempat penampungan air dan wajib disikat agar telur nyamuk tidak menempel. Menutup wadah penampungan air dan saluran yang berpotensi menjadi tempat berkembangbiak nyamuk.

Mengelola ulang sampah, bukan sekadar mengubur barang yang masih bisa dipakai sebaiknya dimanfaatkan kembali agar tidak menjadi tempat tumpukan air.

Tambahan “Plus” yang dimaksud adalah pencegahan gigitan nyamuk, seperti menggunakan losion anti nyamuk atau alat pengusir nyamuk.

“DBD itu kadang tidak terasa sampai gejala muncul. Kalau demamnya enggak turun-turun, segera periksa. Dari hari pertama demam sudah bisa terdeteksi lewat NS1,” jelasnya. (*)

Editor : Abdul Basir

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut