get app
inews
Aa Text
Read Next : 61 Tahun Golkar Jabar: Nggak Cuma Seremoni, Langsung Gaskeun Hitung Mundur Pemilu 2029

Investasi Ekraf Melambung 66 Persen, Pemerintah Siapkan KUR Rp10 Triliun untuk Intelektual Properti

Sabtu, 22 November 2025 | 13:04 WIB
header img
(ki-ka) Chief Executive Officer Dicoding, Narenda Wicaksono; Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya; Sekretaris Daerah Jabar, Herman Suryatman. (Foto: Rizal Fadillah/iNews Bandung Raya)

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Kolaborasi pemerintah dengan sektor swasta kembali ditegaskan sebagai kunci percepatan pengembangan talenta digital Indonesia.

Hal ini terungkap dalam acara Badan Ekraf Developer Day (BDD) 2025 dengan tema Accelerating Creative Transformation Through Digital Talent yang diselenggarakan oleh Kementerian Ekonomi Kreatif / Badan Ekonomi Kreatif bekerja sama dengan Industri IT dan Akademisi di Kota Bandung, Sabtu (22/11/2025).

BDD 2025 menjadi wadah strategis yang mempertemukan 1.000 talenta digital terpilih, hasil kurasi dari 2.300 pendaftar dengan para pakar industri, menunjukkan animo besar masyarakat terhadap peluang ekonomi digital.

Sektor Aplikasi Jadi Magnet Investasi dan Tenaga Kerja

Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya mengatakan bahwa acara ini adalah bentuk atensi serius dari Presiden Prabowo Subianto terhadap perkembangan ekonomi digital nasional.

Pihaknya menyoroti pesatnya pertumbuhan sektor ini, terutama dari sisi investasi dan tenaga kerja.

"Perkembangan investasi dari sektor ekonomi kreatif di semester pertama mencapai 66 persen, tetapi yang paling tinggi adalah dari sektor aplikasi. Baru fashion, kuliner dan kriya kemudian termasuk games, musik, dan lain-lain begitu," ucap Riefky ditemui disela-sela acara.

Pertumbuhan di sisi ketenagakerjaan juga signifikan. Data terbaru dari BPS menunjukkan bahwa tenaga kerja di industri kreatif telah mencapai 27,4 juta orang, bertumbuh sekitar 1 juta dari tahun sebelumnya.

Angka ini menempatkan industri kreatif, khususnya digital, sebagai solusi penting untuk mengurangi pengangguran dan membekali generasi muda dengan skill yang relevan.

“Jadi memang ini suatu lapangan kerja, peluang usaha yang perlu kita dukung karena ini juga kita harapkan juga sebagai solusi untuk mengurangi pengangguran dan juga untuk mendukung generasi muda kita mempunyai skill lebih juga untuk membangkitkan perekonomian bangsa,” tuturnya.

Pemerintah, kata Riefky, memberikan dukungan melalui pelatihan dan pendampingan kerja dengan menyediakan pelatihan intensif dan membantu talenta digital mendapatkan pekerjaan.

Kemudian, ada juga permodalan khusus dengan memberikan kuota Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga Rp10 triliun khusus untuk industri kreatif berbasis Kekayaan Intelektual (KI), dengan nilai pinjaman maksimal mencapai sekitar Rp500 juta.

Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, Jakarta, Kepri, dan Lampung disebut sebagai daerah paling potensial, namun Riefky menekankan bahwa pegiat digital juga tumbuh pesat di luar Jawa, termasuk Jayapura, yang akan terus didorong pada kegiatan berikutnya di tahun 2026.

“Ya, tentu dorongannya adalah dengan pelatihan-pelatihan termasuk juga mendampingi untuk mendapatkan pekerjaan juga dari akses permodalan. Saat ini pemerintah juga telah memberikan kuota untuk mendapatkan KUR khusus dari kekayaan intelektual, dari industri kreatif begitu,” jelasnya.

Tantangan Globalisasi dan Kualitas Developer Dunia

Di sisi praktisi, Chief Executive Officer Dicoding, Narenda Wicaksono mengungkapkan bahwa pelatihan BDD 2025 berfokus pada tiga jalur yakni Mobile Development, Full Stack Development, serta Artificial Intelligence dan Data Science. Fokus ini sejalan dengan aplikasi sebagai subsektor dengan investasi terbesar.

Narenda menggarisbawahi tantangan terbesar ekonomi digital Indonesia adalah kemampuan untuk go global.

"Industri aplikasi bersifat universal pengguna di seluruh dunia sudah merasakan standar aplikasi terbaik, sehingga para pengembang di Indonesia harus memiliki kompetensi yang mampu bersaing secara global. Kita harus mencetak developer dengan kualitas dunia, bukan hanya kualitas lokal," tegas Narenda.

Lulusan BDD diharapkan mampu membangun jejaring, mentransfer pengetahuan, melahirkan startup, atau bahkan bergabung dengan perusahaan multinasional.

Jawa Barat: Kontributor Raksasa dan Ekosistem Maju

Potensi dahsyat industri kreatif juga diakui oleh Sekretaris Daerah Jawa Barat, Herman Suryatman. Ia menyebut bahwa kontribusi Ekraf Jabar mencapai 20,73 persen dari PDB Nasional Ekraf, atau sekitar Rp310 triliun secara kuantitatif.

Dari sisi pelaku, jumlahnya menembus 6,2 juta orang, atau 20 persen dari total pelaku Ekraf nasional.

"Sektor ekraf ini menjadi sektor yang sangat potensial untuk kami pacu, sehingga bisa menjadi leverage, menjadi pengungkit laju pertumbuhan ekonomi Jawa Barat," jelas Herman.

Sebanyak 80 persen atau 800 dari 1.000 peserta BDD 2025 berasal dari Jabar. Herman memastikan Pemprov Jabar akan melanjutkan kegiatan ini dengan coaching, mentoring, dan konseling pasca-acara.

Tujuannya adalah untuk menaikkan kelas bagi pelaku usaha Ekraf Gen W dan Gen Z yang sudah ada, serta memfasilitasi jalur ke dunia industri, dunia usaha, atau pengembangan usaha mandiri.

"Tugas kita adalah memberikan bekal, tugas kita memfasilitasi, insya Allah Jawa Barat one step ahead," tandasnya.

Editor : Agung Bakti Sarasa

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut