get app
inews
Aa Text
Read Next : Pemkot Bandung Kebut Penanganan Tumpukan Sampah

Sosok Sari Mulyani Ibu Tiri yang Diduga Aniaya Bocah 4 Tahun hingga Tewas di Bandung

Rabu, 26 November 2025 | 11:46 WIB
header img
Sosok Sari Mulyani, ibu tiri, tersangka kasus kematian bocah 4 tahun. (FOTO: tangkapan layar TikTok)

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Satreskrim Polrestabes Bandung menetapkan Sari Mulyani (26) sebagai tersangka kasus kematian Raditya Allbyan Fauzan (4). Ibu tiri korban itu diduga melakukan penganiayaan berat hingga menyebabkan Pian, sapaan akrab almarhum, tewas.

Apa penyebab Sari Mulyani tega melakukan tindakan keji terhadap korban? Bagaimana sosok Sari Mulyani di mata tetangga?

Kasatreskrim Polrestabes Bandung Kompol Anton mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan, tersangka Sari Mulyani tega menganiaya Pian lantaran cemburu terhadap suami yang lebih sayang kepada korban dibanding anak-anaknya.

"Ya untuk sementara keterangannya karena ada rasa kecemburuan karena orang tuanya atau bapaknya korban lebih sayang kepada anak tersebut dibanding dengan anak-anak dari ibu sambung ini," kata Kasatreskrim.

Kompol Anton menjelaskan, dugaan motif itu terungkap setelah penyidik memeriksa intensif tersangka Sari Mulyani setelah kasus kematian korban Pian dilaporkan ayah kandungnya ke Satreskrim Polrestabes Bandung pada Sabtu (22/11/2025). 

Tersangka Sari telah ditahan sejak Sabtu sampai hari ini di Makosatreskrim Polrestabes Bandung, Jalan Badak Singa untuk penyidikan lebih lanjut.

Kompol Anton menjelaskan, Satreskrim Polrestabes Bandung menemukan dugaan tindak pidana kekerasan yang dialami almarhum Pian, bocah 4 tahun di Cipadung, Kota Bandung. 

Hasil autopsi tim dokter forensik RS Bhayangkara Sartika Asih Bandung yang mengautopsi jenazah almarhum menunjukkan fakta, terdapat tanda-tenda kekerasan di tubuh korban baik baru maupun lama.

Fakta ini membuktikan, penganiayaan terhadap korban telah berlangsung lama. Namun yang paling parah terjadi pada Jumat (21/11/2025) di rumah kontrakan Gang Gagak, Kelurahan Cipadung, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung. 

Akibat dianiaya, korban Pian tak sadarkan diri dan harus dilarikan ke RSUD Ujungberung. Setelah satu hari mendapatkan perawatan medis, Pian mengembuskan napas terakhir. 

Dokter RSUD Ujungberung mendapati sejumlah luka di tubuh korban. Seperti, patah tulang dada dan retak tengkorak kepala.

"Kesimpulan kami memang diduga ada tindak pidana kekerasan terhadap anak yang menyebabkan korban meninggal dunia," ujar Kompol Anton.

Akibat perbuatan kejianya, Sari Mulyani harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Penyidik menerapkan Undang-undang Perlindungan Anak dan UU Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).

Sosok Sari Mulyani

Di mata tetangga, Sari Mulyani dinilai berkepribadian biasa saja, seperti ibu-ibu umumnya. Dia kerap bergaul dengan tetangga di sekitar tempat tinggal, Gang Gagak, Kelurahan Cipadung, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung.

"Ya biasa aja, seperti orang normal gitu," kata Kusumawardhani (60), tetangga tersangka, kepada wartawan, Selasa (25/11/2025).

Kusumawardhani menjelaskan, tidak ada tanda-tanda Sari Mulyani memiliki kelainan mental. Namun Sari kerap terdengar berbicara dengan nada tinggi atau membentak kepada anak-anaknya. 

Itu terjadi saat tersangka menegur korban agar berhati-hati ketika sedang bermain atau melakukan sesuatu.

"Kalau bicara memang keras (kepada anak-anaknya). Misalnya melarang naik sepeda, dia langsung gas pol (bicara dengan nada tinggi)," ujar dia.

Menurut Kusumawardhani, tersangka Sari bersama suami dan tiga anaknya sudah lama tinggal di rumah kontrakan Gang Gagak, Kelurahan Cipadung.

Namun saat melahirkan anak bungsunya, Sari tinggal di Garut untuk sementara waktu. Lalu sekitar September 2025, mereka kembali tinggal di Cipadung, Cibiru, Kota Bandung.

Ditanya tentang peristiwa yang menimpa almarhum Raditya Allbyan Fauzan atau Pian, Kusumawardhani mendapat kabar almarhum dilarikan ke rumah sakit karena terjatuh di kamar mandi. 

Namun pada Sabtu 22 November 2025, dini hari, Pian meninggal. "Saya nggak nyangka punya tetangga sadis. Istilahnya meninggal itu takdir, tapi kenapa harus begitu," tutur Kusumawardhani.

Editor : Agus Warsudi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut