BANDUNG, iNews.id - Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pecinta Alam Hiawatha diharapkan terus memiliki regenerasi.hal itu sebagai upaya untuk terus menghidupkan organisasi yang sempat tersebut akibat persoalan internal kampus yang menaunginya.
Ketua Hiawatha Aben Kusnadi mengatakan bahwa setelah hampir tersendat selama 14 tahun karena permasalahan internal, Hiawatha mulai diperkenalkan kembali kepada mahasiswa baru. Dia menyebutkan, saat ini Hiawatha sudah memiliki tiga angkatan baru. Adapun total anggota secara keseluruhan berjumlah 324 orang.
"Karena kampusnya memiliki masalah interen kegiatannya berkurang, kemudian harus pindah. Sehingga kita agak tersendat di regenerasi. Saya tahun 2014 diangkat jadi ketua terus memperkenalkan kembali Hiawata ke kampus. Karena ada jeda waktu yang lama 14 tahun, jadi ya memperkenalkan kembali ke Hiawatha kepada mahasiswa baru," kata Aben di Arjasari, Kabupaten Bandung, Sabtu (21/5/2022).
Aben mengatakan Hiawatha saat ini sedang melaksanakan Musyawarah Besar (Mubes).Mubes Hiawatha sendiri memiliki tujuan untuk mengembalikan manajemen yang sesuai dengan AD/ART, karena kepemimpinan dan kepengurusan Hiawatha harus dipegang oleh mahasiswa aktif.
"Jadi kita mau mengembalikan lagi manajemen ke semula dan ikuti AD/ART. Kebetulan kita sudah punya anggota yang mahasiswa aktif sekarang, maka hari ini kita merayakan mubes," jelasnya, di sela-sela mubes.
Terkait tujuan perekrutan anggota, Aben menyampaikan bahwa setiap anggota Hiawatha minimal memahami dampak dari pengrusakan lingkungan. Mengingat, Hiawatha bergerak di bidang pecinta alam dan memberikan edukasi kepada para mahasiswa.
"Minimal mereka paham dampang dari pengrusakan lingkungan itu seperti apa? Jadi mereka punya pemahaman itu," tuturnya.
Hiawatha, sambung Aben, mempunyai desa binaan yang berlokasi di Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung Barat.
Dengan adanya desa binaan tersebut, para anggota diharapkan bisa memberikan pengabdiannya sesuai dengan AD/ART yakni berbakti sosial kepada masyarakat.
"Kita sosial masuk ke sana, kita ngobrol dengan penduduk setempat dan dengan pak lurahnya. Alhamdulillah kita disambut baik sama warganya. Disitu jadi media buat saya, bawa temen-temen mahasiswa masuk kesitu buat kegiatan, ya anggap saja itu ekstrakulikulernya," ujarnya.
Di sisi lain, Aben mengaku bahwa Hiawatha yang berdiri pada 20 Mei 1978 itu kurang mendapat pengakuan dan perhatian dari kampusnya, yakni Universitas Winaya Mukti (Unwim), Fakultas Teknik.
Menurut Aben, dukungan dari pihak kampus Unwim sangat kurang, terlebih dalam memberikan fasilitas secara materil dan immateril.
"Dukungan dari pihak kampus justru sangat kurang, dalam artian ketika Hiawatha ada kegiatan respons kampus bisa dibilang cuek. Padahal, kita tidak pernah membebankan masalah pembiayaan, waktu kegiatan kita selalu melihat kalender akademik untuk menyesuaikan kegiatan," tandasnya. (*).
Editor : Abdul Basir