BANDUNG, INEWS.ID - Risiko kecelakaan kerja dapat menimpa siapa saja dan kapan saja, sepertihalnya musibah yang dialami Eko Suryanto. Operator maintenance PT Sinar Agung Selalu Sukses itu harus menjalani amputasi akibat tangannya tergilas roda mesin conveyor saat bekerja membersihkan mesin conveyor di tempat kerjanya.
Eko pun harus menjalani perawatan rumah sakit setelah tangannya diamputasi. Kehilangan tangan membuat Eko sempat frustasi dan putus asa. Beruntung, sebagai peserta BP Jamsostek, Eko tak perlu mengeluarkan biaya sepeser pun untuk biaya rumah sakit. Meski sempat dirundung frustasi dan putus asa, Eko dalam keterangannya mengaku bahagia dan bersyukur karena mendapatkan bantuan protese tangan robotik atau filly hand.
Pemasangan filly hand telah dilakukan di Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND), awal pekan lalu. "Saya sangat berterima kasih kepada BP Jamsostek yang sejak awal sangat membantu," ujar Eko, Selasa (14/6/2022).
Semangat pun kini kembali hadir dalam hidup Eko. Bahkan, meski ditimpa musibah, Eko mengaku tetap mensyukuri apapun yang terjadi dalam hidupnya sekalipun hal itu merupakan sebuah cobaan. "Saya berterima kasih dan bersyukur banget walaupun kehilangan tangan satu, moitapi masih diberi kesempatan untuk hidup," katanya.
Filly hand sendiri merupakan inovasi yang dikembangan para ahli di Universitas Diponegoro. Tangan palsu jenis ini memiliki sejumlah keunggulan, yakni mudah dioperasikan dan harganya jauh lebih murah serta 90 persen suku cadangnya tersedia di dalam negeri.
Pemasangan filly hand kepada Eko disaksikan langsung Direktur Utama BP Jamsostek, Anggoro Eko Cahyo; Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin); dan Direktur Utama RSND, Sutopo Patria Jati.
Anggoro Eko Cahyo dalam keterangannya mengatakan, kehadirannya di RSND untuk menyaksikan langsung proses pemasangan hingga penggunaan filly hand yang merupakan hasil inovasi dan karya terbaik anak-anak bangsa.
"Kita perlu mengapresiasi Rumah Sakit Nasional Diponegoro yang telah banyak membuat protese untuk membantu masyarakat yang membutuhkan alat-alat bantu. Ini akan menambah semangat dan motivasi pasien kecelakaan kerja dalam menjalani kehidupannya ke depan," jelas Anggoro.
RSND sendiri, kata Anggoro, merupakan salah satu rumah sakit yang bekerja sama dengan BP Jamsostek dalam penanganan kecelakaan kerja atau dikenal Pusat Pelayanan Kecelakaan Kerja (PLKK). "Ini merupakan salah satu fokus kami untuk memberikan fasilitas-fasilitas terbaik bagi peserta, sehingga jika risiko terjadi, pekerja akan langsung tertangani dengan optimal," kata Anggoro.
Wakil Gubernur Jateng, Gus Yasin mengingatkan pentingnya perlindungan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan bagi setiap profesi pekerjaan. Dia pun siap bersinergi menyosialisasikan manfaat seluruh program BP Jamsostek. "Kami berharap masyarakat juga aware terhadap ini, masih banyak loh seperti nelayan, petani, juga memiliki risiko yang sampai saat ini masih minim mereka ini benar-benar memikirkan bagaimana nanti bila mengalami kecelakaan kerja dan seterusnya," kata dia.
Berkaca pada peristiwa kecelakan kerja yang dialami Eko Suryanto, Kepala BP Jamsostek Kantor Cabang Bandung Suci, Agus Hariyanto kembali menegaskan bahwa BP Jamsostek memberikan perlindungan kepada pesertanya, mulai dari peserta berangkat dari rumah, selama di lokasi kerja, hingga perjalanan kembali lagi kerumah.
"Apabila terjadi kecelakaan lalu lintas, maka BP Jamsostek menanggung biaya perawatan dan pengobatan sampai dinyatakan sembuh oleh dokter," tegasnya. Tidak hanya itu, pihaknya pun akan menanggung seluruh biaya rehabilitasi medis yang dikeluarkan dalam proses pemulihan melalui program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK).
"Seluruh biaya rehabilitasi ditanggung PlBP Jamsostek jika peserta mengalami kecelakaan lalu lintas hingga mengganggu fungsi kerja tubuh secara optimal atau bahkan menyebabkannya kehilangan organ tubuh," kata Agus. (*)
Editor : Ude D Gunadi
Artikel Terkait