6 Spot Foto Bangunan Tua di Bandung, Cocok untuk Kamu Penyuka Vintage

Rizal Fadillah
Bangunan tua di Bandung. (Foto: bandung.go.id)

BANDUNGINEWSBANDUNGRAYA.ID - Bangunan tua atau bangunan bersejarah tentunya menjadi buruan untuk kamu yang suka dengan gaya vintage.

Nah, di Bandung sendiri terdapat beberapa bangunan tua yang sangat cocok dijadikan sebagai spot foto dan yang nantinya bisa kamu pamerkan di media sosial.

Bangunan tua ini tak terlepas dari sejarah Kota Bandung. Banyak peristiwa bersejarah yang terjadi di Bandung seperti Peristiwa Bandung Lautan Api.

Akhirnya, daerah berjuluk Kota Kembang ini memiliki banyak bangunan-bangunan tua yang bersejarah.

Untuk kamu yang penasaran dengan tempatnya, berikut ini 6 bangunan tua di Bandung yang cocok dijadikan spot foto vintage, dirangkum dari berbagai sumber:

1. Gedung Konvensi Landmark

Gedung Konvensi Landmark sudah ada sejak tahun 1922. Gedung ini dirancang oleh C.P. Wolff Schoemaker dan memiliki desain yang sangat khas. Gedung ini awalnya berfungsi sebagai toko buku dan percetakan Van Dorp.

Toko buku ini beralih fungsi menjadi sebuah bioskop pada tahun 1970-an. Bangunan ini kembali beralih fungsi menjadi sebuah gedung serba guna bernama Landmark Convention Center. Berbagai kegiatan sering diselenggarakan di gedung ini, mulai dari pesta pernikahan maupun acara kontemporer seperti pameran buku dan pergelaran seni.

2. Benteng Pasir Ipis

Benteng Pasir Ipis terletak di Kampung Pasir Ipis, Kabupaten Bandung Barang. Benteng ini adalah benteng peninggalan Belanda yang membentang hampir mencapai 1 Km.

Benteng Pasir Ipis dibangun pada tahun 1891-1930. Sebagian bangunan benteng ini sudah tertimbun tanah dan pepohonan. Bagian badan benteng pun sudah ditumbuhi lumut. Fasilitas yang tersedia di Benteng Pasir Ipis belum memadai karena belum banyaknya peerhatian terhadap peninggalan Belanda ini.

3. Gedung Kolongdam

Gedung Kolongdam didirikan pada tahun 1920 dan dimanfaatkan sebagai gedung utama Jaarbeurs de Bandung (pameran dagang tahunan). Pameran dagang diadakan pertama kali pada tanggal 20 Mei – 3 Juni 1920 dan dilanjutkan secara rutin setiap bulan Juni dan Juli.

Selain itu, konferensi dan pameran dari berbagai industri di Priangan dan sekitarnya juga dilaksanakan di kompleks ini.

4. Gedung Indonesia Menggugat

Gedung Indonesia Menggugat berada di Jl. Perintis Kemerdekaan No. 5, Kota Bandung. Nama gedung diambil dari judul pidato pembelaan yang dibuat oleh Soekarno, yaitu Indonesia Menggugat (Indonesie Klaagt Aan). Beliau membacakannya sendiri di salah satu ruang di Gedung Indonesia Mengguat pada sidang pengadilan kasus politiknya tahun 1930.

Pada masa kolonial, gedung ini merupakan gedung pengadilan kolonial Belanda. Awalnya gedung ini berfungsi sebagai rumah hunian. Gedung ini beralih fungsi menjadi Gedung Pengadilan Negeri Belanda (Landraad) setelah renovasi kebakaran. Saat itu, gedung ini dikenal dengan nama Den Landraad Te Bandoeng.

5. Museum Mandala Wangsit Siliwangi

Bangunan bersejarah di Bandung selanjutnya Museum Mandala Wangsit Siliwangi yang dibangun pada masa penjajahan Belanda antara tahun 1910-1915. Bangunan ini memiliki gaya arsitektur romantisisme dan digunakan sebagai tempat tinggal pawa perwira Belanda.

Pada 23 Mei 1966, bangunan ini beralih fungsi menjadi Musem dan diresmikan oleh Panglima Divisi Siliwangi ke-8 yaitu Kolonel Ibrahim Adjie. Tahun 1979, gedung ini direhabilitasi dan menjadi gedung bertingkat dua. Penggunaannya diresmikan pada tanggal 10 November 1980 oleh Pangdam Siliwangi ke-15, Mayjen Yoga Sugama dan dengan penandatangannan prasasti oleh Presiden Soeharto.

6. Gedung Merdeka

Gedung Merdeka berada di Jalan Asia Afrika No. 65, Kota Bandung. Gedung ini dulunya adalah sebuah toko yang dimiliki warga keturunan Tionghoa. Toko tersebut dijadikan tempat berkumpul orang-orang Belanda di Bandung yang menjadi anggota Societeit Concordia pada tahun 1879. Toko ini pun dibeli dan diperluas bangunannya pada tahun 1895. Bangunan ini direnovasi secara besar-besaran pada tahun 1921 oleh arsitek Van Gallen Las dan C.P. Wolff Schoemaker dengan menggunakan gaya art deco.

Setelah Indonesia merdeka, gedung ini dipergunakan lagi sebagai gedung pertemuan umum. Gedung ini berpindah tangan ke Pemerintah Indonesia menjelang Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955. Gedung ini semula bernama Gedung Societeit Concordia dan diubah namanya menjadi Gedung Merdeka oleh Presiden Soekarno pada tanggal 7 April 1955. Penamaan gedung ini dimotivasi oleh semangat perjuangan untuk mencapai kemerdekaan bangsa Asia-Afrika yang masih terjajah.

Editor : Rizal Fadillah

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network