BANDUNG, INEWSBANDUNGRAYA.ID - Keterbatasan bukanlah menjadi hambatan untuk membantu siapapun yang membutuhkan pertolongan. Semangat itulah yang terasa dari Pak Dihu (49 tahun) warga Kabupaten Bandung Barat, seorang penyandang disabilitas tuna daksa.
Kekurangannya bukan menjadi halangan dalam membantu warga tidak mampu yang membutuhkan bantuan pengobatan di rumah sakit.
Pak Dihu bukanlah seorang yang mampu secara materi, bahkan dengan keterbatasan fisik yang dimilikinya, beliau masih mampu menjadi andalan bagi warga miskin di sekitarnya.
Sudah belasan warga tidak mampu dibantu oleh Pak Dihu ketika sakit dan membutuhkan perawatan di rumah sakit.
Mulai dari mengantar ke rumah sakit, mengurus administrasi perawatan sampai mengantar pulang ketika sudah dinyatakan sembuh oleh pihak rumah sakit.
Aksi mulia tersebut diawali pada tahun 2015, di saat Pak Dihu baru berpindah tempat tinggal dari asalnya di Bekasi menjadi penduduk di daerah Bandung Barat. Saat itu, Pak Dihu dan istrinya masih belum memiliki KTP dan KK, rumah pun bahkan masih mengontrak.
Suatu hari, istri Pak Dihu sakit keras sehingga perlu dibawa ke Rumah Sakit Cimindi. Pak Dihu yang saat itu belum memiliki perkerjaan dan tidak memiliki dana untuk biaya rumah sakit, sempat merasa kebingungan.
Di tengah kebingungannya, Pak Dihu nekad menghadap kepada Direktur Rumah Sakit Cimindi yang menjabat saat itu dan menceritakan masalahnya.
Setelah mengetahui permasalahan Pak Dihu dan istrinya yang tidak memiliki biaya untuk membayar biaya pengobatan, Direktur Rumah Sakit Cimindi akhirnya menyarankan Pak Dihu untuk menguruskan Surat Keterangan Tidak Mampu kepada RT dan RW setempat sebagai syarat pembebasan biaya rumah sakit.
Berdasarkan pengalaman itu, Pak Dihu bertekad untuk membantu siapapun yang mengalami kesulitan yang sama, khususnya kekurangan biaya pengobatan rumah sakit.
Singkat cerita, menurut penuturan Pak Dihu pada saat ditemui oleh tim Relawan Baik di rumah kontrakannya di kampung Babakan Sari Cipatik, Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat, ada anak tetangga Pak Dihu yang menderita benjolan besar di kakinya. Orang tua anak tersebut mengalami kebingungan karena tidak memiliki biaya untuk membawa anaknya ke rumah sakit.
Melihat hal itu, Pak Dihu tanpa ragu langsung mengantarnya ke rumah sakit. Pak Dihu hanya berbekal pengalaman sebelumnya saat menguruskan administrasi pengobatan dan perawatan agar mendapatkan pembebasan biaya.
Akhirnya dengan upaya Pak Dihu mengurus SKTM dan BPJS ke RT, RW, dan kelurahan setempat, serta kepada pihak rumah sakit, anak tetangga Pak Dihu berhasil dioperasi dan ditangani perawatan medisnya hingga sembuh tanpa dikenakan biaya.
Aksi tersebut dilakukan berulang kali. Pak Dihu semakin banyak dikenal karena sering membantu warga yang kesulitan dalam pengurusan KTP di wilayah sekitarnya. Bahkan Pak Dihu menjadi andalan warga tidak mampu yang membutuhkan bantuan pengobatan.
“Saya tergerak membantu warga, karena saya merasakan bagaimana bingungnya jika sakit dan perlu perawatan tapi tidak memiliki biaya, saya tahu bahwa pemerintah punya program yang bisa membantu masyarakat miskin untuk mendapatkan perawatan tanpa biaya” ujar Pak Dihu kepada tim Relawan Baik.
Lebih lanjut, Pak Dihu mengatakan bahwa untuk mengurus warga tersebut tidak jarang harus merogoh uang pribadinya untuk biaya transportasi.
“Yang penting bisa tertangani sajalah dulu, kalo saya ada uang ya saya pakai saja, kadang tengah malam saya harus membawa pasien ke rumah sakit, sementara pasien tadi sama sekali tidak memiliki uang untuk transport,” ungkapnya.
Untuk hidup sehari-harinya, Pak Dihu berjualan madu alam yang dikirim langsung oleh kenalannya dari Baduy. Melalui hasil penjualan tersebut, Pak Dihu bisa menyambung kebutuhan hidupnya dan sedikit memberikan bantuan bagi warga yang membutuhkan.
“Saya yakin rejeki mah datang dari Allah, kalo kita ikhlas membantu orang, entah dari mana ada saja bantuan walau dari jalan yang tidak disangka sangka” ungkap pak Dihu.
Pada kesempatan yang sama, Relawan Baik juga menemui Pak Amin Setiana, warga kampung Picung Gede Cipatik, Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat yang baru menjalani operasi Hernia atas bantuan Pak Dihu.
“Alhamdulillah saya bisa dioperasi tanpa biaya. Saya cuma pedagang buah keliling, penghasilan tidak menentu, tempat tinggal menumpang sama anak. Waktu saya menderita sakit, saya dibawa ke rumah sakit dan langsung ditangani oleh para dokter di Rumah Sakit Al Ikhsan, semua administrasi dibantu Pak Dihu,” katanya.
Kisah Pak Dihu ini sampai kepada Pak Erick Thohir melalui salah satu anggota Relawan Baik. Tergugah atas perjuangan Pak Dihu, Erick Thohir memberikan bantuan melalui Relawan Baik yang disalurkan oleh Ike Yulia Irmawati, Koordinator Relawan Baik Jawa Barat.
“Dengan tali kasih yang dititipkan oleh Pak Erick Thohir melalui kami, semoga bisa membantu Pak Dihu dalam memberikan sumbangsihnya kepada masyarakat miskin yang membutuhkan bantuan pengobatan,” ujar Ibu Ike Yulia.
Atas bantuan yang diberikan tersebut, Pak Dihu mengaku sangat bersyukur dan berterima kasih.
“Terima Kasih pak Erick Thohir atas bantuannya, semoga Pak Erick selalu sehat dan menjadi pemimpin yang amanah serta selalu peduli sama rakyat kecil seperti saya,” ungkap Pak Dihu saat menerima bantuan.
Kisah Pak Dihu menunjukkan kondisi penyandang disabilitas bukan penghalang untuk berkontribusi menjadi warga negara yang baik.
Diharapkan melalui kisah ini dapat menjadi contoh bagi kita semua bahwa berbuat baik itu tidak ada batasnya, selama kita mampu dan ada niat dalam melakukannya maka jalannya pun akan terbuka lebar. Karena berbuat baik akan selalu dinilai berharga sekecil apapun itu selama hatinya memang ikhlas untuk membantu sesama.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait