BANDUNG, INEWSBANDUNGRAYA.ID - E-sports Indonesia (ESI) Cabang Kota Bandung optimistis industri e-sports dapat terus berkembang meski tahun depan diprediksi terjadi resesi global. Bahkan ESI Kota Bandung meyakini bisa mendapatkan atlet potensial lewat berbagai event yang sempat terkendala pandemic Covid-19.
Begitu disampaikan Ketua ESI Cabang Kota Bandung, Dandan Riza Wardana dalam keterangannya, Rabu (14/12/2022).
Menurut mantan manajer Persib Bandung ini, Kota Bandung memenuhi sejumlah indikator sebagai tempat yang cocok untuk industri e-sports. Salah satunya, penduduk wilayah berjuluk Paris van Java ini memanfaatkan teknologi digital sangat baik.
“Data yang dirilis oleh Pemerintah Kota Bandung itu 2,1 juta jiwa penduduknya merupakan pengguna internet aktif, artinya bisa dikatakan aksesibilitas terhadap hal yang berhubungan dengan dunia digital sangat tinggi, e-commerce tumbuh sehingga berpengaruh pada perekonomian, termasuk game online persentase yang memainkannya sangat tinggi,” kata Dandan Riza Wardana.
"Di Kota Bandung ini banyak anak-anak muda potensial yang dapat berlaga di beragam event atau kompetisi level nasional dan internasional. SEA Games 2019 di Filipina, ketika e-Sports pertama kali dipertandingkan, kontingen Indonesia menyumbangkan 2 perak, ada sumbangan atlet asal Kota Bandung yaitu Gilang Dwi Fallah," lanjut Dandan.
Dandan yakin akan lahir atlet baru potensial dari Kota Bandung. Salah satu upayanya adalah menjaring dari kompetisi atau kejuaraan. Terlebih, pihak penyelenggara tak hanya berasal dari pihak swasta, namun pemerintah pun kerap membuat kompetisi khusus game online untuk berbagai segmen dan genre.
Peminatnya tak main-main. Ia mencontohkan, ada 3.000 peserta mengikuti kejuaraan eSport bertajuk Piala Gubernur Jabar 2022 yang dihelat di Youth Center, Komplek SPOrT Jabar, Jalan Arcamanik, Kota Bandung pada pertengahan tahun lalu.
Kejuaraan tersebut terbagi dalam lima kategori, yakni, ada 256 tim untuk Mobile Legends: Bang Bang (MLBB), 128 tim untuk bertanding Valorant, 240 tim di PlayerUnknown's Battlegrounds (PUBG), 214 tim untuk Free Fire, dan 128 orang bertanding di Pro Evolution Soccer (PES).
"Event kejuaraan seperti itu dapat menjadi ajang pencarian bakat atlet yang dipersiapkan untuk berprestasi baik di tingkat nasional dan internasional," terang Dandan Riza Wardana.
Dari sisi potensi, industri game ini sudah tak bisa lagi dipandang sebelah mata. Tak sedikit anak muda yang sudah berkarir secara professional. Hal lainnya, berdasarkan statista.com, tahun 2020 lalu pasar esports global bernilai lebih dari 950 juta dolar AS atau sekitar Rp14 triliun. Jumlah tersebut masih akan terus bertumbuh menjadi hampir 1,79 miliar dolar AS pada 2022.
Mayoritas pendapatan ini berasal dari sponsor dan iklan, dan sisanya dari hak media, publishers fee, merchandise dan tiket digital, serta streaming.
Dalam hal pendapatan, media riset digital Newszoo, menyampaikan bahwa Asia dan Amerika Utara mewakili dua pasar esports terbesar, dimana Amerika Utara menguasai 37% pasar, diikuti China yang menguasai seperlima pasar, dan Korea Selatan 6%.
"Data dan riset menunjukkan ini adalah industri yang potensial untuk anak muda khususnya. Jadi, saya tetap optimis bahwa industri ini bisa tetap tumbuh dengan baik meski tahun depan diprediksi ada resesi gobal. Kami dari ESI bertugas memastikan ekosistemnya tetap hidup,” ucap pria yang pernah menjabat sebagai manajer Persib Bandung Junior tersebut.
Editor : Zhafran Pramoedya
Artikel Terkait