BANDUNG, INEWSBANDUNGRAYA.ID - Pemerintah Kota Bandung akan membangun RS Khusus Gigi dan Mulut (RSKGM) di Jalan Jatayu.
Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengatakan lahan seluas 8.280 meter persegi sudah disiapkan untuk pembangunnya. Sebab, RS saat ini di jalan LLRE Martadinata tidak bisa di perluas, lantaran keterbatasan lahan.
"Kita punya area Jatayu Molek dekat Bandara Husein, kita akan bangun RSKGM. Sebab memang lahan yang sekarang ini sulit untuk kita kembangkan kembali. Meski dengan keterbatasan lahan ini, kami percaya pelayan kepada masyarakat tidak terganggu," ungkap Yana, di sela-sela survei akreditasi oleh Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna, Kamis (15/12/2022).
Menurut Yana, Pemkot Bandung sebagai pemilik RSKGM berkomitmen untuk mendukung penuh pengembangan SDM. Namun, Yana mengungkapkan, ada persyaratan yang harus dipenuhi para SDM tenaga kesehatan jika ingin mengembangkan diri menuju spesialis.
"Pembiayaan dan peningkatan SDM akan terus kami lakukan. Jika ada yang membutuhkan rekomendasi untuk menjadi spesialis, kita dukung. Dengan syarat harus balik lagi ke Kota Bandung. Ini bentuk komitmen kami untuk terus meningkatkan kompetensi SDM," jelasnya.
"Sekarang kita terakreditasi Madya menuju Paripurna. RSKGM menjadi rujukan masyarakat aglomerasi Bandung Raya. Sehingga tentunya beban pelayanan RSKGM ini penuh terus," ujar Yana.
Sementara itu, Direktur RSKGM, drg Lucyanti Puspita Sari menuturkan, sebagai pusat rujukan spesialistik kesehatan gigi mulut di Kota Bandung, dalam waktu tiga tahun ke depan RSKGM akan menempati gedung baru yang lebih luas dan nyaman.
Ia mengatakan dengan fasilitas baru ini bisa memberikan pelayan terbaik kepada seluruh masyarakat.
"Kita juga memiliki tim mutu untuk evaluasi layanan. Hasil capaian indikator mutu secara berkala akan disampaikan kepada Pemkot Bandung," tutur Lucy.
Sedangkan Ketua Tim Surverior Akreditasi Damar Husada Paripurna, drg. Asep Kemal Pasha mengatakan, pada Selasa silam, telaah dokumen telah dilakukan dalam sesi daring. Kini dalam sesi luring pada Kamis dan Jumat akan dilakukan pemantauan langsung ke lapangan.
"Tujuan kegiatan hari ini untuk memastikan apa yang sudah dipresentasikan RS dalam bentuk dokumen, sudah diimplementasikan dalam keseharian juga," aku Asep.
Indikator yang dinilai adalah implementasi standard mutu pelayanan kesehatan sehari-hari. Sebab menurutnya, dokumentasi bisa dikerjakan dalam waktu sehari. Sedangkan, implementasi tidak bisa dicapai secara instan.
"Implementasi harus jadi kebiasaan yang menjadi budaya. Jika nanti tercapai paripurna, itu bukan puncak capaian. Tapi, langkah awal untuk kita memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat," imbuhnya. (*)
Editor : Abdul Basir
Artikel Terkait
