Kendati demikian, perusahaan asal Saudi maupun India tersebut belum mencapai kata sepakat soal investasi di BIJB Kertajati. Mereka sejauh ini masih mempertimbangkan untuk menanamkan modal di bandara terbesar kedua di Indonesia itu.
Namun yang pasti, mereka tidak akan jadi pemilik saham mayoritas apabila nanti jadi berinvestasi. Artinya, saham perusahaan mereka tidak akan di atas 51 persen.
"Sebagaimana penjualan saham yang lainnya. Cuman memang mereka tidak boleh lebih sahamnya itu harus di bawah 51 persen. Sehingga pemerintah Indonesia atau Jabar itu mempunyai kewenangan pemenangan saham yang lebih besar," bebernya.
Sekadar informasi, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, perusahaan asal India dan Arab Saudi tertarik untuk berinvestasi di BIJB Kertajati. Hal ini disampaikan Menhub Budi dalam Jumpa Pers Akhir Tahun 2022 di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (27/12/2022) silam.
Budi mengatakan, adanya investasi ini bakal mengembangkan untuk mengangkut kargo dan juga menjadi pusat bengkel maintenance, repair, and overhaul (MRO) pesawat.
"Presiden sangat setuju juga Kertajati bisa jadi MRO dan juga untuk kargo karena dekat Patimban," ungkap Budi.
Editor : Zhafran Pramoedya
Artikel Terkait