Petani Milenial Merasa Ditinggalkan Pemprov Jabar

Aqeela Zea
Para peserta Petani Milenial Gelombang 1. Foto: Twitter/@eesss_

BANDUNG, INEWSBANDUNGRAYA.ID - Peserta program Petani Milenial Jawa Barat merasa kecewa dengan Pemerintah Provinsi Jabar. Mereka merasa Pemprov Jabar tidak berperan dan banyak membantu para peserta Petani Milenial.

Salah satu peserta Petani Milenial Gelombang 1, Rizky Anggara mengaku, dia bersama rekannya sekitar 20 orang dari berbagai kabupaten/kota di Jabar. Mereka dikontrak selama satu tahun dalam program tersebut.

"Kita ikut program ini selama satu tahun dengan atas nama Petani Milenial yang dibawahi langsung Dinas TPH Jabar, Biro Perekonomian Jabar sama lingkungan Pemprov," kata Rizky Anggara saat dihubungi, Inews Bandung Raya, Rabu (1/2/2023).

Rizky menjelaskan, pihaknya kurang lebih sudah menjalankan budidaya tanaman selama satu tahun yang bertempat di Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Hasil dari budidaya diakuinya tidak ada minus dalam artian dari uang pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank BJB.

"Kita pakai KUR, KUR ini besarannya Rp50 juta per orang dikalikan 18 orang. KUR ini dipakai buat modal indukan tanaman dan sebagainya," jelas Rizky.

Masalah kemudian muncul. Menurut Rizky, CV Minaqu Indonesia (MI) selaku offtaker tidak membayarkan hasil panennya kepada mereka. Maksudnya, hasil penjualan itu dimaksudkan untuk menutup utang ke Bank BJB.

"Jadi kita tetap rutin mengirim tanaman ke CV MI, tapi offtaker belum sanggup membayar hingga hari ini," ungkap Rizky.

Rizky menilai, Pemprov Jabar sebagai pemilik program sangat lemah atau kurang berperan. Padahal di lain sisi, pihaknya sudah kena Surat Peringatan (SP) 2 dari Bank BJB.

"Kita sudah laporan kesana-kesini, tapi hasilnya gak ada. Pemprov selaku pemilik program ini, pemprov yang selama satu tahun ini sudah kita bantu untuk menaikan citra, tapi giliran kita butuh bantuan pemprov, ini benar-benar gak ada," kesal Rizky.

Pada Desember 2022 lalu, salah satu rekannya yang domisil di Cimahi dalam kelompok Gelombang 1 didatangi oleh orang Bank BJB. Kedatangan orang bank itu, kata dia, hanya sebatas konfirmasi bukan untuk menagih utang KUR.

"Cuman siapa yang gak kaget, rumahnya didatengin sama orang bank tiba-tiba, apalagi yang didatenginnya ini dia perempuan yang cuman tinggal sama ibunya berdua, ibunya gak tau menau anaknya ini punya utang ke BJB. Jadi didatengi oleh orang BJB," ucap Rizky.

Dikatakan Rizky, hal itu merupakan suatu bentuk penghinaan. Sebab dia bersama rekan yang lainnya merasa selama kurang lebih satu tahun ini sudah berlelah-lelah membantu salah satu program Pemprov Jabar.

"Giliran kita butuh bantuan kita bener-bener ditinggalin, justru pemprov buat petani milenial yang baru sampai gelombang 10," tandas Rizky.

Editor : Zhafran Pramoedya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network