BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Cinta adalah bentuk ekspresi seni tertinggi di alam semesta dan cinta sudah hadir sejak sebelum manusia dilahirkan.
Cinta datang bagi siapa pun, dimana pun, dan kapan pun baik secara sadar ataupun tidak. Namun, wawasan dan pengalaman setiap individu terhadap cinta memang cenderung berbeda.
Pemaknaan cinta yang beragam itu menunjukan bahwa cinta yang dimiliki manusia tidaklah sebatas hubungan romantis yang umumnya diketahui. Cinta terhadap kultur dan budaya pun ada di dalamnya.
Salah satu hasil perwujudan budaya Indonesia yang dicipta dan diproses dengan cinta adalah batik. Penciptaan sehelai batik membutuhkan kontribusi cinta yang tulus dari seorang pembatik. Hal ini adalah esensi dari evolusi batik yang sudah ada berabad-abad lamanya.
Atas dasar penghormatan dan kecintaan terhadap batik sebagai warisan budaya Indonesia yang juga telah diakui dunia, Tiffany Aria menggelar sebuah eksebisi yang mengawinkan karya seni tradisional dan kontemporer sebagai perwujudan kecintaannya terhadap budaya Indonesia dengan tema "Seni Dalam Bercinta".
Tiffany mengungkapkan, "Seni Dalam Bercinta" adalah sebuah pameran tunggal yang diselenggarakan untuk menghormati wastra batik dan merayakan seni kontemporer lewat penggabungan karya seni instalasi dan batik.
"Pameran ini merupakan (representasi) pengalaman pribadi yang kayak aku mengalami apa namanya permainan hati atau istilahnya cinta monyet atau tertarik pada seseorang karena fisik, keluarga, hingga cinta terhadap yang Maha Kuasa," ujar Tiffany, Sabtu (18/2/2023).
Menggandeng Batik Komar, Tiffany menampilkan karya-karya seni berupa ragam interpretasi cinta yang terinspirasi dari pemahaman masyarakat Yunani kuno yang juga diabadikan dalam studi psikologi-cinta John Alan Lee.
"(Dalam pameran ini) Ada delapan ruangan yang di antaranya merepresentasikan permainan hati, diri, rentang frekuensi tentang pertemanan, keluarga, jantung hati, dan terakhir adalah ruangan maha kuasa, itu cinta yang tanpa batas," katanya.
Tiffany pun berharap, pameran ini mampu membangkitkan rasa dan membuka wawasan baru bagi masyarakat terkait bagaimana cinta dapat memanifestasikan diri di dalam kehidupan.
Selain itu, pameran ini tak lain juga bertujuan untuk menstimulasi kecintaan masyarakat Indonesia, terutama generasi muda terhadap batik dengan memanfaatkan momen bulan kasih sayang.
"Batik tuh menurut aku proses pembuatan batik itu sudah cinta juga ya, gak mudah dan di situ pembatik dan seninya bercinta," ujarnya.
"Batik juga indah ya dan dia udah bertahan lama banget. Kenapa gak dinaikin lagi? apalagi di generasi muda. Bukan hanya (dikenakan) waktu kerja, tapi juga sehari-hari menurut aku sangat menarik," ungkapnya.
Tiffany pun percaya bahwa cinta adalah tema universal yang tidak akan pernah lekang oleh waktu atau terhalang oleh suku, agama, ras, maupun antargolongan (SARA).
Wali Kota Bandung, Yana Mulyana yang turut hadir dalam pemeran tersebut mengaku senang. Menurutnya, setiap batik yang dipamerkan memiliki filosofi yang sangat dalam mengenai proses kehidupan manusia.
"Karena prinsipnya manusia itu kan tidak pernah meminta dia dilahirkan sebagai siapa, tapi fitrah gitu. Bagaimana seorang Tiffany, mungkin cerminan perjalanan dia dalam menjalani hidup, ini yang dituangkan di karya seni gitu ya," katanya.
Menurut Yana, tanpa disadari, pameran ini juga menjadi ajang untuk kita selalu bersyukur atas cinta dan kasih sayang yang diberikan Sang Pencipta. Sebab, manusia diciptakan Tuhan dan akan kembali ke Tuhan.
"Ya, kita itu sebagai manusia tidak pernah bisa meminta, kita dilahirkan sebagai anak presiden, sebagai anak siapa pun itu adalah fitrah, tapi bagaimana keluarga yang dititipi dan anak yang menitipkan itu bisa menjalani kehidupannya dengan baik hingga satu titik tertentu nanti ya tadi, kita diciptakan Tuhan dan kembali ke Tuhan," tutur Yana.
"Jadi bagaimana membangun keluarga itu dengan hati dan negara itu fondasinya keluarga. Jadi kalau dari keluarga yang penuh cinta kasih, Insya Allah maka kita membangun negeri ini dengan penuh cinta kasih," tambahnya.
Disinggung soal pemaknaan cinta, Yana menilai bahwa cinta itu adalah sesuatu hal yang berat. Sebab menurutnya, cinta bisa dimiliki lewat satu proses yang panjang.
"Di awal kan tadi cerita ada cinta monyet akhirnya cintanya semakin naik kelas bukan hanya melihat fisik gitu ya dan lama-kelamaan cinta itu bukan harus memiliki, tapi bagaimana satu titik tertentu kita akan meninggalkan yang kita cintai. Dan suatu waktu kita harus cinta (kembali) pada Tuhan," tandasnya.
Sementara itu, Public Relation (PR) Rumah Batik Komar, Recksha Ferdha Herditya mengatakan, pihaknya sangat mendukung penuh kegiatan pemeran tunggal yang digelar Tiffany Aria.
Menurutnya, membatik adalah sebuah lambang kehidupan. Terlebih lagi, motif dari setiap batik memiliki makna tersendiri.
"Makanya ketika Kak Tiffany datang ke kami untuk mengajukan kerja sama dengan tema yang seperti ini, kami dapat menyanggupi karena di sini sudah tersedia untuk batiknya, kami tinggal memilihnya aja," ucap Recksha.
"Jadi dari cinta kepada diri sendiri kemudian cinta monyet hingga cinta kepada tuhan itu memang sudah ada motifnya. Memang sudah ada filosofi dan makanya memang relate dengan masing-masing (karya seni yang dihadirkan)," tambahnya.
Recksha mencotohkan, batik dengan makna cinta monyet memiliki motif shibotik. Sebab menurutnya, cinta monyet itu identiknya dengan cinta yang baru atau berbunga-bunga.
"Makanya kami memilihnya warnanya lebih warna pink dan motifnya yang dipilih lebih kontemporer atau lebih modern karena kita sesuaikan dengan anak muda karena kalau cinta monyet yang dari awal itu memang identiknya dengan cinta pertama lah," jelasnya.
Recksha mengaku, sejauh ini, pameran batik dengan tema cinta ini perdana digelar di Batik Komar.
"Tentang cinta ke batik baru pertama, makanya kami sangat senang terlibat. Ada delapan motif batik yang kami tampilkan sesuai (karya seni) yang dihadirkan dalam pameran ini," katanya.
Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Batik Komar untuk penyediaan tempat serta materi wastra batik dan shibotik untuk pengadaan workshop membuat batik kontemporer. Dikolaborasikan dengan teknik shibori, yaitu teknik pewarnaan ala Jepang menggunakan ikatan dan celupan.
Seni Dalam Bercinta diselenggarakan 18-19 Februari 2023 pukul 10.30-21.00 WIB bertempat di Rumah Batik Komar, Jalan Cigadung, Kota Bandung. Kegiatan ini didukung oleh Batik Komar, Shibotik, IVA Photos & Studio47. Untuk informasi acara "Seni Dalam Bercinta" dapat menghubungi melalui WA ke 081931433399.
Adapun workshop membatik dengan teknik shibiotik sendiri akan diadakan selama 2 hari pada pukul 13.00 WIB-selesai dengan kuota terbatas. Untuk mengikuti workshop ini, anda dapat mendaftarkan diri melalui WA no 082318993568 atau akses ke bit.ly/workshopshiboribatik.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait