5. Cipaganti
Ciri khas pepohonan di sepanjang jalan Cipaganti dan juga bangunan-bangunan tua peninggalan Belanda memang tak perlu diragukan lagi keberadaannya.
Tak hanya itu, diruas jalan Cipaganti bagian bawah juga terdapat sumur kecil yang letaknya di trotoar, sehingga menjadi asal muasal penggunaan 'Ci' di jalan Cipaganti.
Lantas, pagantinya ini apa? Nah, paganti tersebut erat kaitannya dengan kejadian pada masa penjajahan. Pada saat itu pemerintah kolonial berniat memindahkan pusat pemerintahan. Jadi, 'Paganti' ini berarti pengganti yang berkaitan dengan rencana pemindahan tersebut.
6. Cijerah
Berbeda dari 5 sejarah nama di atas, Cijerah ini diambil dari nama tokoh yang sangat berpengaruh di daerah tersebut. Yakni, KH. Mama Cijerah.
Beliau merupakan ulama yang sangat tawadhu juga cerdas dalam menyikapi berbagai persoalan. Sehingga ia sangat disegani oleh siapapun.
Sebagai ulama besar, 3 dari santrinya berhasil menjadi seseorang yang luar biasa hebat.
Seperti presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno. Dua lainnya yakni KH. Aang dan juga KH. Mama Sindang yang juga mendirikan pesantren Al-Jawami.
Oleh karena pengaruhnya yang sangat besar, beliau dikenang sebagai nama daerah di Kota Bandung. Hingga saat ini Cijerah menjadi salah satu daerah yang kuat dalam menjaga kemurnian akidahnya.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait