Semua bisa diatur dengan mesin pengontrol, mulai dari menyiram air, menyalurkan pupuk, sampai mengatur suhu di dalam green house.
"Untuk kebutuhan air penyiraman per polybag dikasih 200 ml jadi total dalam sehari hanya butuh 1 liter per tanaman. Kerjanya relatif santai, paling nanti pas mau masuk fase penyerbukan atau polinasi itu harus manual," jelasnya.
Ke depan diharapkan kawasan Lembang yang merupakan daerah yang dikenal sebagai produsen holtikultura perlu memanfaatkan teknologi smart farming.
Namun, pengalihan sistem ini belum dapat diterima secara luas lantaran keterbatasan biaya dan pengetahuan tentang teknologi.
Koordinator Penyuluh Pertanian Lembang W Darwin mengatakan, jumlah kelompok petani yang sudah menerapkan sistem pertanian smart farming tidak lebih dari 10 kelompok.
Editor : Zhafran Pramoedya
Artikel Terkait