Menurut Hassanalian, drone ini dapat membantu para peneliti satwa liar terutama bagaimana burung yang bermigrasi menghemat energi selama penerbangan panjang.
Burung-burung itu menghemat lebih dari 40 persen energinya dengan terbang dalam formasi dan sering mengubah posisi, dan dapat terbang sejauh 2.000 kilometer dalam dua hari, kata Hassanalian.
Dengan menggunakan drone ini untuk mengamati burung yang bermigrasi, para peneliti juga berharap dapat memahami bagaimana metode alam dapat diterapkan pada pesawat terbang.
Drone juga dapat digunakan untuk memantau penggundulan hutan dan perburuan di masa depan, serta untuk menjalankan misi militer.
Tapi bukan tidak mungkin suatu saat bisa digunakan oleh militer untuk memata-matai orang tanpa terdeteksi. Hingga saat ini, drone Dead Bird masih berupa prototipe.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait