Formula Dadang Supriatna Entaskan Banjir di Kabupaten Bandung

Aqeela Zea
Bupati Bandung, Dadang Supriatna terus berupaya menangani banjir di Kabupaten Bandung. Foto: iNews Bandung Raya

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Masalah banjir masih menjadi 'PR' saat Dadang Supriatna memimpin Kabupaten Bandung. Sebab banjir ini kerap melanda sejumlah wilayah apabila musim hujan tiba.

Wilayah yang kerap dilanda banjir tersebut di antaranya Baleendah, Dayeuhkolot, Bojongsoang, Rancaekek, Ciparay dan Solokanjeruk.

Bupati Bandung, Dadang Supriatna mengaku, persoalan banjir menjadi salah satu fokus utamanya setelah dilantik oleh Gubernur Jabar, Ridwan Kamil. Mengingat dampak banjir seringkali melumpuhkan aktifitas hingga ekonomi warga.

Upaya untuk mengentaskan banjir di Kabupaten Bandung itu mulai nampak. Baru-baru ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan tiga kolam retensi di Kabupaten Bandung yakni Kolam Retensi Andir, Kolam Retensi Cieunteng dan Floodway (Sodetan) Cisangkuy.

Ketiga infrastruktur itu dibangun untuk mengatasi masalah banjir. Bahkan adanya pembangunan prasarana Cieunteung, Andir, Cisangkuy, Terowongan Nanjung, dan Gedebage bisa tercapai 81 persen kawasan bebas dari banjir.

"Tapi saya juga mengusulkan untuk 5 lokasi danau lagi yang ada di wilayah kawasan strategis Tegalluar yang mencakup di 4 kecamatan, di antaranya Kecamatan Bojongsoang, Cileunyi, Rancaekek dan Solokanjeruk," kata Dadang Supriatna di Gedung Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Bandung, Selasa (7/3/2023).

Dadang menyebut, kolam retensi hanya salah satu solusi saja untuk mengatasi masalah banjir di wilayahnya. Sebab banjir baginya adalah tanggung jawab bersama dari mulai hulu hingga hilir.

Jika di hulunya gundul, kata Dadang, maka akan terjadi sedimentasi. Sementara di bagian hilir, masyarakat jangan sampai buang sampah sembarangan. Di sisi lain, pemerintah membuat inovasi di antaranya membuat danau atau kolam retensi.

"Peran masyarakat ini lebih utama, pemerintah hanya sebagai pelayan. Kalau masyarakatnya sekarang tidak disiplin sama aja," ungkapnya.

Tak hanya itu, Dadang juga mencoba menormalisasi sungai yang ada di wilayahnya. Upaya pengentasan banjir ini dilakukan dengan konsep pentahelix.

Menurutnya, kolaborasi yang sifatnya pentahelix sangat penting. Terbukti dari suksesnya normalisasi sungai di Cicalengka-Rancaekek dan Ciwidey hingga Cikurai.

"Dan program pentahelix prinsipnya asal bicara terbuka, transparan, ternyata selesai," ungkapnya.

Dikatakan Dadang, normalisasi sungai Cicalengka-Rancaekek panjangnya hampir 12 kilometer bisa berjalan sukses karena masyarakat mau menghibahkan tanahnya di kiri kanan sungai sekitar 4 meter.

Dia tak bisa membayangkan apabila kolaborasi pentahelix itu tak terjadi. Pasalnya, untuk pembebasan lahan saja, anggaran yang dibutuhkan bisa mencapai puluhan miliar rupiah. 

"Kuncinya masyarakat diajak bicara, para pengelola usaha juga diajak bicara, pada akhirnya bisa menyelesaikan dan akhirnya selesai," tandasnya.

Editor : Zhafran Pramoedya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network