BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menggunakan mode "pin" di media sosial (medsos) Instagram kepada komenter guru SMK di Cirebon, Muhammad Sabil (34). Pasca mode pin diterapkan, netizen berbondong-bondong melakukan perisakan atau perundungan terhadap Sabil.
Bahkan tak sedikit dari netizen yang selanjutnya datang ke akun Sabil. Padahal diketahui Ridwan Kamil (Emil) memiliki pendukung yang sangat banyak dia medsos. Sebagian dari mereka banyak yang loyal terhadap apapun yang dilakukan orang nomor satu di Jabar itu.
Langkah Ridwan Kamil tersebut lantas ditanggapi pengamat politik dan pemerintahan dari Unjani, Arlan Siddha. Menurut Arlan, ini awal mula dari komentar Sabil "digoreng" netizen.
"Itu salah satu menurut saya. Pak Ridwan Kamil juga tidak berhati-hati menggunakan sosial media," kata Arlan saat dikonfirmasi, Kamis (16/3/2023).
Arlan menjelaskan, warga Jabar memiliki karakteristik yang beragam saat menggunakan medsos. Ada yang secara konteks pendidikan sudah paham, namun ada pula pengguna Instagram yang masih labil.
Soal komenter dari Sabil, Arlan menduga, yang bersangkutan menganggap berbicara di medsos tidak memiliki risiko.
"Jadi ketika Pak Ridwan Kamil mem-pin, itu jadi preseden buruk, artinya orang akan lebih menangkap hal-hal tersebut konotasinya menjadi negatif," jelasnya.
Padahal, lanjut Arlan, mantan Wali Kota Bandung ini seharusnya langsung saja menegur Sabil. Akan tetapi, Arlan tidak sepakat apabila pin ini disebut jadi pemantik perundungan.
"Enggak, hanya saja Pak Ridwan Kamil itu ingin mencoba memberikan pelajaran, sehingga ada reaksi dari yang lain," tuturnya.
Menurutnya, publik tidak bisa menyalahkan Sabil begitu saja. Sebab Sabil ketika itu bukan pada posisi yang salah.
"Kemudian ini akhirnya digoreng, suasananya menjadi lain," ucapnya.
Editor : Zhafran Pramoedya
Artikel Terkait