Di Hadapan Wisudawan ITB, Ridwan Kamil Kenang Mendiang Eril Semasa Hidup

Aqeela Zea
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil bersama foto mendiang Emmeril Khan Mumtadz alias Eril. Foto: Instagram/@nabilaishma

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil kembali mengingat masa-masa mendiang anak sulungnya, Emmeril Khan Mumtadz (Eril) semasa hidup.

Momen-momen Eril itu Ridwan Kamil ceritakan di hadapan wisudawan Institut Teknologi Bandung (ITB) khususnya Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD).

Ketika itu, Emil, sapaannya, diundang FTMD ITB untuk memberikan kata sambutan mewakili para orangtua yang anaknya hari itu di wisuda. Termasuk Eril, Sabtu (8/4/2023) menjadi momen yang tak akan dilupakan kedua orang tuanya Emil dan Atalia Praratya.

"Saya didampingi almarhum Eril dalam bentuk foto, karena menit-menit ini tidak akan terulang lagi, mungkin saya tidak datang lagi dengan kapasitas ini, hanya sekadar menjadi pengingat, walaupun jasadnya sudah tidak ada tapi memori kebaikan dan fitrahnya selalu menyertai kita semua," kata Emil.

Emil lantas menceritakan hikmah perjalanan anaknya semasa hidup. Menurut ayahanda, mendiang Eril tidak pernah menyusahkan orangtuanya.

"Almarhum Eril ini bukan tipe anak yang pamer-pamer harta orangtua, saat temannya naik mobil dia bersepeda di Pendopo wali kota setiap hari," ucap mantan Wali Kota Bandung itu.

Kemudian, lanjut Emil, saat yang lain minta uang pada orangtuanya, mendiang memilih bekerja mencari nafkah sendiri. Hal itu dilakukan Eril untuk menambahkan biaya kuliahnya dan menyisihkan sebagian pendapatannya untuk kebaikan.

"Nasehat saya ke anak cuman satu, 'hei Eril ingat pesan bapak, musuh terbesarmu adalah dirimu sendiri'. Hanya itu nasihat saya," kenang Emil.

Dikatakan Emil, setiap kita punya musuh yaitu diri kita sendiri. Musuh diri tersebut berupa malas, sombong, julid, flexing, pamer, masih butuh pujian manusia dan seolah-olah merasa dunia ini selamanya.

"Alhamdulillah Allah memberikan takdirnya dia menjadi insan yang berhasil mengalahkan musuhnya yaitu sifat-sifat manusia itu," tuturnya.

Manusia, imbuhnya, diukur saat meninggal bukan ketika hidupnya. Selaku orangtua dirinya baru mengetahui belasan bahkan puluhan kebaikan Eril ketika almarhum wafat.

"Ini menandakan bahwa urusan kebaikan biar Allah mengetahui antara pemeberi kebaikan dan penerima kebaikan," tandasnya.

Editor : Zhafran Pramoedya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network