BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Darurat sampah yang terjadi sudah sampai ke telinga para Anggota DPRD Kota Bandung. Sebab lonjakan sampah kian parah terjadi pasca Idul Fitri 2023 di Kota Bandung.
Komisi C DPRD Kota Bandung lantas melakukan rapat kerja membahas penanganan darurat sampah bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, di Ruang Rapat Komisi C DPRD Kota Bandung, Rabu (3/5/2023).
“Pasca Idul Fitri adanya lonjakan sampah sehingga overload dan ini ada di sekitar 55 TPS di Kota Bandung dari seluruhnya 135 TPS, dan dengan adanya kendala pengangkutan ke TPA Sarimukti,” kata Ketua Komisi C DPRD Kota Bandung, Yudi Cahyadi.
Yudi menjelaskan, TPA Sarimukti pada awalnya sebagai TPA untuk penanggulangan darurat sampah sebagai solusi kritis pengelolaan sampah sejak longsornya TPA Leuwigajah pada 21 Februari 2005. Kenaikan volume sampah pun terus berlanjut dari 2005 sampai tahun ini.
“TPA Sarimukti ini banyak disumbang dari sampah dari Kota Bandung. Untuk keadaan darurat ini kami mencari lahan penimbunan sementara, memilih eks TPA Cicabe," beber Yudi.
"Sama seperti dulu pernah dipakai Bandung saat darurat sampah di tahun 2005. Ini telah berkoordinasi dengan pihak provinsi, mungkin ke depannya bakal ke TPA Sarimukti lagi,” lanjut Yudi.
Menurut Yudi, dari jumlah harian sampah di Kota Bandung yaitu 1.500 ton, masih ada sekitar 150 ton yang tertumpuk di TPS di Kota Bandung yang belum bisa diangkut.
Oleh karena itu, lanjut Yudi, perlunya mengoptimalkan program-program pengelolaan sampah yang saat ini sudah pernah dilakukan di Kota Bandung, salah satunya Kang Pisman.
“Momentum kedaruratan ini kita manfaatkan untuk pengelolahan sampah ini di skala TPS lingkungan RW dan lain-lain. Kita bisa optimalkan dengan Kang Pisman aja lumayan 10 persen. Jangka pendek memang tidak efektif namun jangka panjang ini akan terasa,” tutur Yudi.
Yudi pun memastikan Komisi C akan terus mendukung segala solusi permasalahan di Kota Bandung salah satunya terkait darurat sampah.
“Sisi anggaran ini kita bisa optimalkan dengan data-data argumen yang memadai. Dan yang belum terlihat dari operasional belum memadai. Dan ini perlu dioptimalkan. Ke depannya akan kita lihat dulu agenda melihat mesin insinerator di wilayah-wilayah yang sudah punya,” kata Yudi.
Editor : Zhafran Pramoedya
Artikel Terkait