Dia sering berselisih dengan Pemerintah Inggris dan bahkan ditolak kewarganegaraannya. Padahal, ia dan keluarganya telah tinggal di Inggris selama puluhan tahun.
Sebagai tindakan protes tertinggi, Mohamed Al Fayed bahkan mengancam akan pindah ke Prancis, negara yang telah memberinya penghargaan sipil tertinggi, Legion of Honor.
Selama 10 tahun, Mohamed Al Fayed berusaha membuktikan keterlibatan keluarga kerajaan Inggris dalam kematian putranya dan Putri Diana dalam kecelakaan mobil di Paris pada tahun 1997.
Pada saat itu, kendaraan Dodi dan Diana dikendarai dengan kecepatan tinggi untuk menghindari paparazzi. Mohamed Al Fayed menuduh bahwa Pangeran Philip, suami Ratu Elizabeth II, telah memerintahkan dinas intelijen Inggris untuk membunuh anaknya agar tidak bisa menikahi Diana.
Alasannya adalah keluarga kerajaan tidak bisa menerima Dodi yang seorang Muslim. Selain itu, Mohamed Al Fayed mengungkapkan bahwa Diana sedang hamil dengan anak putranya saat kecelakaan terjadi.
Meskipun kontroversial, Mohamed Al Fayed merupakan tokoh sentral dalam beberapa momen penting dalam sejarah terkini Inggris.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait