"MK telah dikhianati, demokrasi telah diperkosa. Kami sebagai regenerasi dan sebagai yang diwarisi cikal bakal Tanah Pasundan ini tidak ikhlas dan tidak ingin menerima seorang pengkhianat bagi bangsa ini," tambahnya.
Sebagai akar rumput, kata Jajang, masyarakat adat bersama para kesepuhan dari Jawa Tengah sampai Banten bersepakat untuk tidak menerima seorang pengkhianat konstitusi.
"Dengan perkumpulan para kesepuhan yang telah mewakili dari Jawa Tengah sampai Banten sekarang sudah berkumpul dan kami sudah sepakat memberikan keputusan untuk tidak menerima seorang pengkhianat," tegasnya.
Salah satu adegan dalam pertunjukan Tarawangsa ini, para pemeran membakar sebuah keranda. Menurut Jajang, hal itu merupakan simbol atas matinya ruh bangsa Indonesia ini.
"Simbol keranda itu seolah-olah untuk tempat orang yang telah meninggal jadi negara ini masih hidup tapi secara rohnya telah mati, jadi inilah yang mungkin menjadi arena nengok masyarakat adat," ungkapnya.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait