BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin bakal melakukan evaluasi seluruh program yang digagas pada masa kepemimpinan Ridwan Kamil - Uu Ruzhnul Ulum, termasuk program Petani Milenial.
Bey mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan program apa saja yang akan berlanjut di tahun depan. Sebab, dirinya akan memilah terlebih dahulu program apa saja yang memang layak dan bagus untuk dilanjutkan.
"Semua program kami akan evaluasi, kalau yang baik akan kami teruskan, kalau tidak ya kami alihkan. Tidak ada yang teruskan," ucap Bey, Rabu (8/11/2023).
Disinggung soal program Petani Milenial, Bey belum bisa menjawab apakah akan dilanjutkan atau tidak. Menurutnya, semua program bekas kepemimpinan Ridwan Kamil - Uu Ruzhnul Ulum akan tetap dievaluasi secara maksimal.
"Kalau mana yang akan dilanjutkan. Kami sedang melakukan pembahasan. Masih dalam proses evaluasi," tegasnya.
Untuk diketahui, saat Ridwan Kamil menjadi Gubernur Jawa Barat definitif, program Petani Milenial salah satu yang paling diunggulkan. Bahkan, program yang diluncurkan pada 2021 itu disebut Ridwan Kamil sebagai solusi pertanian masa depan.
Program dengan jargon 'Tinggal di Desa Rejeki Kota' itu sudah banyak meluluskan para petani di masing-masing sektor. Tercatat pada 2021 dari 8.998 pendaftar yang lolos seleksi ada sebanyak 1.766 orang.
Kemudian, pada tahun 2022 dari 20.894 orang yang mendaftar dan lolos seleksi sebanyak 6.545 petani. Terakhir, peserta yang ikut inagurasi tahun 2022 dan 2023, tercatat sebanyak 5.344 orang.
Dengan sebaran 2.721 petani yang dibina di Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura, 788 Petani yang dibina di Dinas Kelautan dan Perikanan, 620 petani yang dibina pada Dinas Kehutanan, 620 petani yang dibina pada Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan serta 595 petani yang dibina pada Dinas Perkebunan.
Meski begitu, program yang diberikan fasilitas spesial kredit dari bank bjb itu justru sempat menjadi sorotan publik karena adanya keluhan dari kelompok Petani Milenial angkatan pertama di media sosial. Mereka mengeluh karena hasil panenanya tidak dibayarkan oleh offteker.
Para petani juga harus menanggung utang ke bank yang nilainya mencapai Rp1,3 miliar. Meski begitu, Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah Jabar, Yuke Mauliani Septina memastikan, hutang petani milenial telah dilunasi.
Yuke mengatakan, untuk teknis pelunasan utang kepada peserta Petani Milenial yakni, PT Agro Jabar selaku avalis atau penjamin program Petani Milenial akan membayar pelunasan utang itu langsung ke Bank BJB.
Ridwan Kamil juga sempat meminta maaf atas adanya peristiwa itu. Program Petani Milenial pun tetap dilanjutkan hingga jelang kepemimpinannya berakhir dilakukan inagurasi di Bandung.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait