"Produksi dan distribusi hoaks harus diaggap sebagai aktivitas yang memalukan, tak beretika," ujar Firman Kurniawan.
Sementara itu, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) RI menyebut upaya penyebaran konten hoaks mengalami peningkatan. Hal ini terjadi lantaran angka pemilih pemula sekitar 60 persen pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 meningkat.
Anggota Bawaslu RI Lolly Suhenty mengatakan, jika tidak diantisipasi dengan baik, ancaman dalam penyelenggaraan pemilu semakin besar.
"Tantangannya adalah soal independensi, netralitas, dan integritas. Salah satu cara memastikan demokrasi ke depan sehat, kolaborasi ini yang harus didorong termasuk dengan kejaksaan," kata Lolly Suhenty.
Editor : Ude D Gunadi
Artikel Terkait