BANDUNG, INEWSBANDUNGRAYA - Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) nelawan dan menolak penertiban yang digelar petugas Satpol PP Kota Bandung, Jumat (22/12/2023). Operasi penertiban yanc berujung ricuh itu sempat membuat suasana Jalan Dalem Kaum mencekam.
Para PKL yang sehari-hari menggelar dagangan di Jalan Dalem Kaum tersebut menolak direlokasi ke basement Masjid Agung Bandung.
Pantauan di lapangan, kericuhan antara PKL dan Satpol PP telah mereda. Namun para PKL bertahan di jalan itu. Mereka memasang spanduk besar berisi tulisan, "PKL Bersatu Dalkam Melawan Tolak Relokasi" dan "Dalem Kaum Melawan!!! Kami Menolak Direlokasi". Sementara, puluhan petugas Satpol PP Kota Bandung masih di siaga di sisi timur Jalan Dalem Kaum.
Informasi yang dihimpun menyebutkan para PKL sempat bersitegang dengan petugas Saptol PP. Bahkan ada PKL yang sempat diamankan petugas karena diduga memprovokasi kericuhan. Bahkan seorang petugas Satpol PP disiram air panas.
Koordinator PKL Dalem Kaum Beri Sobari mengatakan, para PKL menolak direlokasi ke basement Masjid Raya Bandung karena lokasi tersebut tidak layak untuk menggelar dagangan. Basement masjid berfungsi sebagai tempat parkir.
"Kami direlokasi ke tempat yang tidak layak. Kami tidak mau direlokasi ke basement karena itu tempat parkir," kata Koordinator PKL Delem Kaum.
Beri Sobari menyatakan, setiap hujan besar, basement Masjid Raya Bandung
kebanjiran. Selain kondisi tidak layak, para PKL juga diwajibkan membayar jika bersedia direlokasi di basement masjid.
"Dua tahun pertama gratis, selanjutnya bayar. Soalnya udah ada contoh penertiban seperti ini, PKL Merdeka BIP itu mati semua dagang di situ. Apalagi di BIP sebetulnya layak basementnya. Kalau di sini tidak layak," ujar Beri Sobari.
PKL menolak penertiban, tutur Beri Sobaru, karena relokasi yang dilakukan Pemkot Bandung sepihak, tanpa pemberitahuan dan dialog dengan pedagang terlebih dulu. Sehingga terkesan dipaksakan.
Beri Sobari mengatakan, para PKL telah bertahun-tahun berdagang berdagang di Jalan Dalem Kaum. Lokasi ini terdapat 400 PKL."PKL di sini tidak cari kaya. Kami cuma numpang cari makan sebagai PKL," tutur dia.
Sementara itu, Yadi, PKL Dalem Kaum, mengatakan petugas Satpol PP mengusir para PKL dengan cara yang tidak beradab. Akibat bentrokan tersebut, sekitar 7 PKL terluka sehingga dilarikan ke rumah sakit dan akan menjalani visum untuk menempuh jalur hukum. "Yang kena pukul ada tujuh orang. Sekarang mau divisum," kata Yadi.
Yadi menyatakan, bentrok antara PKL dan petugas Satpol PP dipicu oleh surat larangan berjualan di Jalan Dalem Kaum yang diterbitkan Pemkot Bandung. Para PKL diminta untuk memindahkan dagangan mereka ke basement Masjid Agung.
Para PKL pun menolak dan sempat menggelar demo dan melakukan audiensi dengan Pemkot Bandung. Namun, audiensi yang diadakan tak kunjung menemui kesepakatan.
"Intinya, awal dari permasalahan ini adalah PKL dilarang berdagang di wilayah Dalem Kaum," ujar dia.
Yadi menyayangkan tindakan represif petugas Satpol PP. Padahal PKL Dalem Kaum hanya mencari makan, bukan melakukan kejahatan. Dia berharap petugas Satpol PP dapat lebih manusiawi.
"Kami hanya mencari makan, bukan kejahatan. Kami di sini untuk mempertahankan hidup. Itu saja," tutur Yadi.
Menurut Yadi, jika harus pindah ke basement Masjid Agung Bandung, para PKL berharap Pemkot Bandung menyediakan lapak berdagang yang memadai.
Sementara, basement hanya dapat menampung 52 pedagang, sedangkan jumlah PKL di Dalem Kaum 400 orang. "PKL akan bertahan di sini sampai dipenuhi tuntutan. Akan tetap berjualan bagaimanapun kondisinya," ucap dia.
Editor : Ude D Gunadi
Artikel Terkait