Alissa Wahid Kritik Cuitan Kiky Saputri yang Bandingkan Manfaat Bansos dan Pemilu Dua Putaran

Putri Mutia Rahman
Putri sulung Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Alissa Wahid.

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Putri sulung Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Alissa Wahid, mengkritik pernyataan yang dilontarkan komika Kiky Saputri di media sosial (medsos) X atau Twitter.

Dalam unggahannya, Kiky Saputri menuliskan narasi yang mendukung kegiatan bagi-bagi bansos yang dilakukan pemerintahan menjelang Pilpres 2024. Kiky mengatakan, jika pemerintah menambah anggaran bansos, maka rakyat kecil akan bahagia.

Sebelumnya, isu bansos mendapatkan sorotan sebab pembagian bansos yang dilakukan Presiden Jokowi dianggap telah disalahgunakan bagi kepentingan elektoral.

"Tap..tap… tapi kan kalo pun bansos ditambah anggarannya, yg akan terima dan bahagia rakyat kecil bang. Alhamdulillah ga sih harusnya?," kata @kikysaputrii.

Kiky juga menuliskan opini kampanye dua putaran akan menambah anggaran dan menambah perdebatan serta permusuhan. Dia beralasan, dirinya ingin tenang selama bulan puasa dan lebaran.

"Nah kalo pemilu yg 2 putaran, bukan cuma anggaran yg nambah, tapi juga perdebatan, dan permusuhan. Pengen tenang pas bulan puasa sama Lebaran. Jadi siapapun yang menang yok bisa yok 1 putaran aja," cuit Kiky.

Menanggapi hal tersebut, Alissa Wahid menuturkan, kedua narasi Kiky Saputri soal bansos dan Pilpres satu putaran menyesatkan publik. Bahkan, menurutnya cara pandang Kiky Saputri sangat berbahaya sekali.

"Ada 2 isu disentuh @kikysaputrii di sini: Bansos dan 1 Putaran. Keduanya menurut saya misleading, apalagi kalau kita bicara jangka panjang Indonesia. Bukan hanya Pemilu 2024. Soal Pemilu 1 Putaran, tidak bisa disederhanakan soal hemat anggaran. Ini cara pandang bahaya sekali," tulis @AlissaWahid, Minggu (4/2) di akun media sosial (medsos) X.

Alissa mengatakan, pemilu dua putaran mempunyai dua tujuan. Dia menjelaskan, syarat pilpres satu putaran bukan hanya menang minimal 51 persen total suara. Ada syarat dapat minimal 20 persen di minimal 17 Provinsi (utk 2024).

"Ini untuk memastikan pemerataan. Kalau hanya 51 persen saja, bias Jawa. Bisa-bisa para paslon hanya kerja kampanye di Jawa saja," kata Alissa.  

"Tujuan lain: parpol-parpol akan bergabung menjadi 2 kubu di putaran 2. Pendukung paslon yg gak lolos akan reorientasi. Efeknya? Negara akan lebih stabil krn di parlemen oposisinya gak sampai dua per tiga," lanjutnya.

Dia menambahkan, jika terjadi pilpres 2024 hanya satu putaran maka harga dan biayanya akan jauh lebih mahal jika dibandingkan pilpres dua putaran. Sebab, jika pilpres berlangsung satu putaran, partai politik pendukung 01 dan 03 akan menjadi oposisi di DPR.

Padahal, semua kebijakan negara akan diputuskan bersama oleh pemerintah dan DPR. Maka, program pembangunan yang sudah direncanakan pemerintah akan terhambat.

"Misalnya : Anggaran IKN yg kabarnya dipaksakan harus digunakan upacara 17 Agt 2024, bisa saja disoal lagi di DPR. Bisa berlarut- larut karena oposisinya banyak. Belum lagi soal program-program lainnya yang jauh lebih penting. Ini harga dan biayanya jauh lebih mahal drpd 2 Putaran Pilpres," imbuhnya.

Editor : Zhafran Pramoedya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network