BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Polikus PDIP, Adian Napitupulu mengkritik penampilan Prabowo Subianto dalam debat terakhir Pilpres 2024 yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (4/2/2024).
Dalam debat tersebut, Prabowo tampak kering gagasan lantaran sering kali menyatakan ‘saya setuju’ saat menanggapi ide-ide Anies Baswedan maupun Ganjar Pranowo.
Satu di antara momen adalah saat Prabowo menyatakan setuju dengan pendapat Ganjar dan Anies soal data penyandang disabilitas. Mulanya, Ganjar dan Anies berbicara soal pentingnya penguatan data penyandang kaum disabilitas.
Prabowo pun menanggapi dengan mengatakan setuju dengan masukan tersebut. Adapun sebelumnya, Prabowo juga setuju dengan rencana Anies untuk membuat Kementerian Kebudayaan.
"Sekali lagi, kedua masukannya juga sangat relevan, saya juga sependapat," kata Prabowo di atas panggung debat.
Selain itu, Prabowo juga menyetujui gagasan Ganjar dan Anies terkait komersialisasi budaya dan peran pemerintah melindungi kebudayaan. Menurut Prabowo, pandangan Anies dan Ganjar masuk akal dan benar adanya.
Prabowo menyetujui bahwa pemerintah harus memberikan ruang terbuka untuk kreativitas, inovasi dan insiatif di bidang kebudayaan.
"Saya bisa menerima, saya juga setuju itu. Kalau saya jadi Presiden, saya juga memikirkan Kementerian Kebudayaan, kalau ide yang baik dari manapun bisa saya terima dan saya dukung," kata Prabowo.
Terkait hal ini, Adian Napitupulu mengatakan, debat merupakan pasar ide dan gagasan. Sehingga, seharunya capres menyampaikan gagasan yang dimiliki dan membantah gagasan lawan debat, untuk menemukan ide-ide terbaik demi kemajuan bangsa.
“Debat adalah pasar ide,” ucap Adian, yang hadir di Studio Narasi TV bersama Fadli Zon dan Teguh Juwarno.
Sementara itu, Pengamat Kebijakan Publik cum Direktur Ekskutif The Prakarsa, Ah Maftuchan menilai, pertarungan gagasan di antara ketiga capres kurang ‘greget’. Terlebih, ada capres yang hanya menyetujui begitu saja banyak ide dari lawan debatnya.
“Debat kali ini terbilang flat dari sisi untuk mengeksplorasi lebih dalam ide-ide gagasan para calon presiden kita. Saya bayangkan sebagai debat terakhir ini menjadi penutup yang grande itu saya tidak mendapatkan itu,” kata Maftuchan.
Maftuchan merasa kehilangan momen munculnya ide-ide yang lebih inovatif, misalnya soal kemiskinan yang tak dibahas secara mendalam. Bahkan tak ada yang membahas target penurunan kemiskinan secara tegas.
“Tapi kalau dari sisi kelebihannya seperti yang tadi disampaikan Bu Retno, semua saling apresiasi, banyak kalimat yang muncul, saya setuju dengan pandangan bapak, saya juga oke dengan pandangan bapak, saya akan melanjutkan penajamannya dan seterusnya,” tandasnya.
Editor : Zhafran Pramoedya
Artikel Terkait