BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana menyebut, jika gerakan kritik para guru besar dan Civitas Akademisi ditunggangi kepentingan politik.
Pernyataan ini pun membuat Guru Besar Fakultas Psikologi UGM, Prof Koentjoro merasa tersinggung. Menurutnya, gerakan kritik tersebut merupakan wujud kecintaan sivitas akademika UGM terhadap Indonesia dan juga almamaternya.
"Saya sangat tidak puas. Saya tersinggung. Silakan bapak lihat ketika kami membacakan petisi Bulaksumur, dua kali saya membaca Bismillah. Saya membacakan dengan suara kasih dari UGM mengingatkan alumninya," ungkap Koentjoro saat menjadi narasumber di salah satu program stasiun televisi, Sabtu (3/2/2024).
Koentjoro mengatakan, munculnya petisi Bulaksumur, murni dilandaskan atas rasa kekeluargaan yang saling mengingatkan satu dengan yang lain.
"Maaf saya takut ada chaos pak, baru dari UGM bicara sudah banyak upaya penolakan. Saya cinta Indonesia cinta NKRI dan cinta UGM karena itu UGM mengingatkan alumnusnya dasarnya cuma itu," ungkapnya.
Editor : Zhafran Pramoedya
Artikel Terkait