BANDUNG, iNewsBandungraya.id - Perayaan Imlek yang dikenal sebagai YinLi, merupakan perayaan tahun baru dalam budaya Tionghoa. Menyongsong perayaan bulan Imlek yang tahun jatuh Sabtu, 10 Februari 2024, buah jeruk menjadi bintang utama dalam merayakan Tahun Baru Imlek.
Menjadi hal identik yang hadir saat perayaan Imlek, buah jeruk dengan warna oranye yang mencolok menjadi pilihan utama untuk meramaikan meja perayaan karena dalam pandangan Tionghoa warnanya bukan hanya sebuah estetika, melainkan melambangkan emas yang secara tidak langsung berarti kekayaan atau rezeki.
Dalam bahasa Mandarin, jeruk disebut dengan ‘chi zhe’. Chi artinya rezeki dan Zhe artinya buah. Yang mana filosofi jeruk saat Imlek ini merupakan simbol keberuntungan. Sedangkan jeruk sendiri sekilas mempunyai makna kata emas dalam bahasa China yaitu ‘Juzi’ yang berarti jeruk dan ‘Jinzi’ yang berarti emas. Maka dari itu jeruk tidak akan absen disajikan dalam perayaan Imlek yang sangat dinanti.
Tidak hanya jeruk ponkam, jeruk papagan dan jeruk medan yang biasanya menjadi pilihan, adapun jeruk santang yang ukurannya lebih kecil dibanding jeruk-jeruk pada umumnya dan hampir tidak berbiji. Diketahui berasal dari China, jeruk santang yang memiliki kulit lebih tebal daripada kebanyakan jeruk ini paling banyak digemari saat perayaan Imlek.
“Pembelian tergantung kebutuhannya mereka, tapi kadang-kadan ada yang beli sampai 5 sama 10 keranjang buah yang merah,” jelas Ridwan, salah satu pedagang buah yang terletak di Jln. Kelenteng, Bandung, Senin (6/2/2024).
Ridwan juga menjelaskan bahwa banyak dari yang merayakan Imlek dengan membeli jeruk yang umumnya jenis santang ini berkilo-kilo, “Kadang juga ada yang minta beli kiloan, 40kg 45kg sampai 50kg juga ada," Tambahnya.
Pembelian jeruk untuk perayaan Imlek ini sudah ramai di dagangkan dari setiap bulan Januari atau awal tahun, jelas Ridwan. Tak ayal stok buah jeruk seringkali menjadi paling dominan ditemui saat membeli buah.
Tidak hanya buahnya, pohon jeruk pun bahkan sering menjadi dekorasi dalam perayaan Imlek yang maknanya sama seperti buahnya. Biasanya penempatan pohon jeruk akan ada di dekat pintu masuk atau area strategis lainnya di rumah, karena dianggap dalam praktik Feng Shui pohon jeruk dianggap membawa energi positif ke dalam rumah karena penataanya itu sebagai cara untuk membuka pintu rezeki dan kesejahteraan.
Maka tak jarang jika tradisi amplop merah (angpao) sering kali dihubungkan dengan gambar pohon jeruk, karena menandakan harapan akan kekayaan dan keberuntungan finansial di masa depan.
Adapun etika dalam memberikan jeruk yakni terdapat keyakinan yang menyarankan agar tidak menyajikan secara cuma-cuma. Namun sebaiknya, usahakan jeruk tersebut masih memiliki batang atau daun jeruk yang menempel pada buahnya.
Meskipun begitu, terlepas dari perayaannya jeruk masih menempati posisi istimewa yang dibudidayakan sebagai barang antik di Tiongkok. Jeruk dipandang sebagai simbol yang sangat dihargai, bahkan sering kali dihadirkan kepada pengunjung istana kekaisaran sebagai tanda penghargaan pada masa itu. (*)
Editor : Abdul Basir
Artikel Terkait