Menurut keterangan dari keluarga korban, DG mengalami depresi yang cukup parah.
"Korban memiliki penyakit wasir atau hemoroid dan baru saja menjalani operasi di RS Santosa sekitar tiga bulan yang lalu, tetapi penyakitnya kembali kambuh karena korban mengangkat galon air," kata Imron.
Selain itu, keluarga korban mengungkapkan bahwa DG telah menyatakan keinginan untuk bunuh diri karena beban penyakit dan tekanan ekonomi.
"Korban juga pernah menyatakan kepada keluarganya bahwa dia ingin bunuh diri karena penyakitnya dan masalah ekonomi," kata Imron.
Menurut keluarga, DG bekerja di salah satu travel yang memberikan penghasilan tidak menentu, sekitar Rp50.000 hingga Rp100.000 per minggu.
Meskipun penyebab pasti kematian belum dapat dipastikan apakah karena jatuh atau bunuh diri, keluarga korban menolak untuk melakukan autopsi.
"Tidak diketahui pasti apakah korban jatuh atau bunuh diri, di mana kejadian itu terjadi karena terbawa arus sungai Cisangkuy hingga ke wilayah Pameungpeuk," kata Imron.
Keluarga korban, termasuk istri, orang tua, dan kakaknya, telah menerima kematian DG sebagai musibah dan menolak melakukan autopsi.
"Jenazah telah diserahkan kepada keluarga dan akan segera dimakamkan," kata Imron.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait