Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono menegaskan bahwa turunnya monyet dari gunung beberapa hari yang lalu tidak ada hubungannya dengan gempa dari aktivitas sesar lembang.
Walaupun turunnya monyet dari gunung dapat menjadi bioindikator bencana alam, kejadian yang bertepatan di Dago dan sekitarnya bisa saja terjadi karena adanya akibat lain dan bukan dari aktivitas sesar Lembang.
Daryono mengatakan dari analisis laporan BMKG sendiri saat ini sesar lembang masih aktif yang menyebabkan gempa-gempa kecil dan termonitor oleh alat dan sistem BMKG.
“Sekitar hari Jum’at saya liat di atas rumah tetangga ada sekitar 6 ekor, terus ada di sekitar daerah kalau saya nyetop angkot disitu juga ada, gatau darimananya mah,” ucap salah satu warga sekitar wilayah Sersan Sodik.
Sebelumnya, pada tanggal hari Selasa, 27 Februari 2024 lalu banyak video di social media tersebar mengenai penampakan sekumpulan monyet ekor panjang ini di jalanan, tak sedikit warganet yang berkomentar turunnya monyet-monyet ini ke pemukiman warga sebagai tanda bencana hingga mengaitkannya dengan Sesar Lembang.
“Itu tanda alam tidak baik baik saja,mau ada bencana” @mojassv*****
“kayanya monyet pada turun ke kota bandung oleh karena ada gempa yaitu sesar lembang…”@har***
“Selamatkan monyetnya.sebentar lagi sesar Lembang aktif euy” @firegam***** (*)
Editor : Abdul Basir
Artikel Terkait