Tingginya beban dana perusahaan juga terlihat dari merosotnya margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) bank sebesar 97 basis poin (bps) menjadi 4,89%.
Mengenai hal ini, Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi mengatakan, bahwa tahun lalu merupakan periode di mana bank harus berhadapan dengan kenaikan biaya dana. Selain itu, bank juga senantiasa berupaya menjalankan bisnis sembari menjaga tekanan terhadap provisioning.
"Tahun 2023 menjadi tahun konsolidasi di mana kami senantiasa berupaya menjalankan bisnis dan operasional bank dengan aktivitas yang pruden agar tidak memberikan tekanan terhadap provisioning yang harus dibukukan dan aktivitas yang efisien agar tidak memberikan tekanan terhadap OPEX, mengimbangi biaya dana yang tekanannya terasa sepanjang tahun 2023," ujarnya melalui keterangan resminya, Selasa (5/3/2024).
Diketahui, Bank BJB saat ini tengah dalam upaya mengonsolidasikan sejumlah BPD ke dalam kelompok usaha bank (KUB). Dalam hal ini, BPD Bengkulu telah resmi masuk dalam kelompok Bank BJB.
Bank BJB juga telah menjalin komitmen KUB dengan Bank Jambi, Bank Maluku Malut dan Bank Sultra yang telah menandatangani Letter of Intent untuk bersinergi dalam kerangka KUB pada 29 September 2022.
Editor : Zhafran Pramoedya
Artikel Terkait