BANDUNG, INEWSBANDUNGRAYA – Sertifikasi kompetensi setelah lulus kuliah dinilai menjadi penting karena terkadang apa yang dipelajari di perguruan tinggi tidak sejalan dengan tuntutan dunia kerja. Oleh karena itu sertikasikasi kompetensi sangat diperlukan agar lulusan perguruan tinggi bisa diterima dunia kerja baik di dalam negeri maupun di dunia internasional.
Hal ini mengemuka dalam diskusi Rash Talk yang diselenggarakan di Hotel E Royal Bandung, Kamis (7/4/2024). Rash Talk diselenggarakan oleh Rash Corp. dan Certiport, perusahaan sertifikasi internasional yang mengelola berbagai jenis sertifkasi kompetensi.
Manajer Regional Certiport, Mandaar Barve mengatakan, merupakan garansi global dalam memasuki dunia kerja, khususnya untuk bekerja di luar negeri. Kompetensi internasional ini harus diakui dunia industri, termasuk yang ada di Indonesia. Pihaknya menyediakan banyak sertifikasi kompetensi yang diterima di dunia industri atau dunia kerja.
Mandar menyebutkan perubahan dunia sangat cepat menyebabkan apa yang dipelajari oleh dunia kuliah sering tak menjawab tuntutan dunia kerja.
Hal serupa disampaikan Wakil Rektor UPI, Prof. Didi Sukyadi. Ia mengatakan, pihaknya mengarahkan mahasiswanya terkait teknologi melalui sertifikasi kompetensi. “Ada sejumlah kompetensi yang sangat penting bagi mahasiswa, kita arahkan untuk mengikutinya. Dan perusahaan Pak Mardaar ini menjadi penyedia sertifikasinya,” kata Didi di sela-sela kegiatan Rashtalk.
Salah satu sertifikasi yang diikuti adalah penggunaan microsoft office dan penggunaan literasi digital. UPI sebagai perguruan tinggi sangat mengapresiasi bekerja sama dengan perusahaan sertifikasi internasional, terutama dalam mengejar keterampilan (skills) kerja yang dibutuhkan oleh dunia industri. “Tidak hanya dari kampus, tapi juga sertifikasi yang berkualifikasi internasional. Ini kerja sama universitas dengan dunia kerja,” katanya.
Selama ini, katanya, banyak mahasiswa sulit mendapat pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasinya. Kalaupun dapat, kata Didi, gaji yang diberikan jauh dari ekspetasi yang diharapkan. “Upahnya rendah, tak sesuai dengan kualifikasinya,” kata Didi.
Dengan mengikuti sertifikasi, katanya, kemampuan atau skillnya bertambah, seperti dalam penguasaan bahasa asing. Sehingga, katanya, mereka bisa dibutuhkan baik dalam bidang parawisata maupun dalam bidang lainnya. “Ketika disiapkan bekerja di luar negeri pun, mereka sudah bisa memenuhi tuntutan dunia kerja,” katanya. ***
Editor : Ude D Gunadi
Artikel Terkait