Sejak berdiri Juni 2013, WiLAT terus mempromosikan industri khususnya kepada perempuan, untuk kemajuan dan memberdayakan kaum hawa yang masih sangat sedikit menjalankan usaha logistik dan transportasi.
"Hingga saat ini baru sekitar 10-12 persen perempuan yang berkecimpung di dunia logistik dan transportasi sehingga masih besar kesempatan perempuan untuk turut memberi warna industri ini," kata Nurmaria.
Menurutnya, asosiasi seperti WiLAT harus berperan aktif memberikan masukan kepada pemerintah agar dapat mengeluarkan kebijakan yang sinkron dengan pelaku industri di lapangan.
Sehingga rencana pemerintah untuk menekan biaya logistik yang saat ini masih cukup tinggi dapat ditekan dan tercipta industri logistik yang kompetitif dapat terwujud.
"Masukan-masukan kepada Pemerintah juga harus terus menerus dilakukan agar kebijakan yang dikeluarkan dapat sinkron dengan pelaksanaan di lapangan," ujarnya.
Editor : Abdul Basir
Artikel Terkait