Menurut Irfan, rahasia kesuksesan K-Popers terletak pada kekuatan storytelling. Mereka tidak hanya mengagumi idolanya, tetapi juga memahami cerita hidup di balik mereka.
"Dengan memasuki ranah ini, Muhammadiyah bisa memanfaatkan budaya populer sebagai alat dakwah yang efektif, memperkenalkan nilai-nilai Islam berkemajuan kepada generasi muda," ungkapnya.
Selain fenomena K-Pop, survei terbaru dari Deloitte mengungkapkan bahwa 40% dari Generasi Z dan Milenial lebih sering bersosialisasi melalui video game daripada di dunia nyata.
"Video game, terutama mobile game, telah menjadi jaringan sosial baru bagi generasi ini, bahkan untuk Gen Alpha yang lebih muda. Kabarnya ISIS merekrut anggotanya salah satunya melalui game ini," katanya.
Menurut Irfan, Muhammadiyah perlu menyadari pentingnya terlibat dalam ranah ini sebagai bagian dari strategi dakwah kultural. Yang pertama-tama harus dilakukan adalah tidak menganggap negatif aktivitas bermain game.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait