Menurut pria pituin Sunda tersebut, dirinya mencalonkan diri dalam posisi wakil wali kota karena ingin fokus dalam membenahi birokrasi Pemkot Bandung dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas.
Menurutnya, inti dari pelayanan adalah keterbukaan dan tanggung jawab. Dia ingin setiap unsur dalam birokrasi Pemkot Bandung tanpa kecuali memosisikan diri sebagai “khadimul ummat” atau pelayan masyarakat bukan sebaliknya ingin selalu dilayani.
“Saya ingin menjadi pendamping sosok Wali Kota Bandung ke depan yang loyal dan fokus pada pembagian tugas dengan harmonis. Sebagai wakil wali kota, saya akan fokus pada upaya revitalisasi dan reformasi birokrasi yang belum tuntas. Wabil khusus dalam aspek membangun budaya keterbukaan dan tanggung jawab pelayanan publik,” kata Ijang yang dikenal aktif dalam berbagai organisasi masyarakat dan sosial di Kota Bandung maupun Jabar.
Ijang mengajak segenap pejabat pelayan publik menyinergikan kerja konseptual di bidang birokrasi dengan kecerdasan spiritual. Dalam pandangannya, setiap ASN dan pelayan publik adalah khadimul ummah atau pelayan masyarakat.
Untuk menjadi pelayan masyarakat, kata Ijang, yang dibutuhkan bukan hanya profesionalitas melainkan juga integritas dan hati yang ikhlas.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait