BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Institut Teknologi Bandung (ITB) memastikan, penghapusan jurusan yang terdapat di Sekolah Menengah Atas (SMA) tidak akan mempengaruhi proses seleksi penerimaan mahasiswa baru.
Begitu disampaikan Kepala Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat ITB, Naomi Haswanto menanggapi rencana Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menghapus jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA pada tahun ajaran 2024/2025.
"ITB tidak terlalu terpengaruh atas kebijakan tersebut," ucap Naomi saat dikonfirmasi, Sabtu (20/7/2024).
Naomi mengatakan, ITB sudah tidak lagi memberikan syarat jurusan IPA, IPS dan Bahasa untuk masuk ke semua program studi pada proses penerimaan mahasiswa baru tahun ajaran 2022/2023.
"Sudah sejak 2022, penerimaan ITB tidak lagi membuat syarat jurusan IPA, IPS dan Bahasa," ungkapnya.
Sehingga, lanjut Naomi, dengan munculnya kebijakan dari pemerintah ini tidak akan mempengaruhi seleksi penerimaan mahasiswa baru nantinya.
"Itu sudah diantisipasi sejak jauh hari," ujarnya.
Meski begitu, ITB tetap memberikan syarat terhadap calon mahasiswa baru untuk tetap memiliki bekal mata pelajaran lebih sesuai dengan program studi yang hendak ditempuh.
"ITB memberikan panduan kepada siswa, jika ingin masuk suatu prodi, sebaiknya telah memiliki bekal ilmu dari mata pelajaran yang sesuai dengan prodi tersebut. Panduan ini sudah ada di laman admission.itb.ac.id dan juga dijelaskan saat open house," katanya.
Sebelumnya, Kepala Badan Standar Nasional Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, Anindito Aditomo menjelaskan kalau kebijakan ini sudah diterapkan secara bertahap sejak 2021.
Pada tahun ajaran 2024/2025, tingkat penerapan Kurikulum Merdeka sudah mencapai 90-95 persen untuk SD, SMP, dan SMA/SMK. Penjurusan di SMA pun otomatis dihapuskan dan siswa sekarang bisa bebas memilih mata pelajaran sesuai minatnya.
"Kurikulum Merdeka mendorong murid untuk melakukan eksplorasi dan refleksi minat, bakat dan aspirasi karir, dan kemudian memberi kesempatan untuk mengambil mata pelajaran pilihan secara lebih fleksibel sesuai rencana tersebut," ujar Anindito beberapa waktu lalu.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait