Untuk data TBC anak, kata Vini, pihaknya menargetkan angka pelacakan kurang lebih sekitar 20 ribuan, dan itu sudah tercapai. Pada tahun 2023 Jabar menjadi penemu TBC terbanyak bahkan melebihi target dari pemerintah pusat.
"Karena yang seharusnya 100 persen, tapi kita ada di 117 persen," ujarnya.
Dalam menjalankan skrining di masyarakat, Vini mengaku tidak ada kesulitan. Hanya saja stigma di masyarakat mengenai TBC sulit dihilangkan.
"Jadi orang ketika sudah ditemikan lalu disuruh berobat itu biasanya gak mau karena sering mengaku saya tidak TBC. Apalagi pada anak TBC itu tidak ada demam, kelenjar getah bening, penurunan berat badan, sehingga banyak orang tua yang menanggap anaknya ini tidak TBC," bebernya.
"Jadi sulitnya adalah mengonati ketika masyarkat tidak mau minum obat TBC atau yang kedua putus obat, nah ini yang paling bahaya karena bisa menyebabkan TBC MBR," tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait