BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Federasi Serikat Pekerja Bank Pembangunan Daerah (SP BPD) Seluruh Indonesia menggelar musyawarah nasional (Munas) ke-1 yang berlangsung di Hotel The Papandayan, Jl. Gatot Subroto, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung, Selasa (6/8/2024).
Presiden Federasi SP BPD, Alex Sandra mengatakan, federasi ini dibentuk sejak Maret 2024 berdasarkan keputusan dari sembilan serikat pekerja dari seluruh Indonesia.
"Alhamdulillah Federasi Serikat Pekerja Bank Pembangunan Daerah Seluruh Indonesia ini memang digagas sejak bulan Maret 2024. Kita diamanahkan untuk memilih pemimpin dari Federasi yang terbentuk, untuk kemudian dilakukan penyelenggaraan musyawarah nasional," kata Alex Sandra ditemui disela-sela acara.
"Alhamdulillah musyawarah nasional yang diamanahkan oleh para anggota. Pada saat itu hadir ada sembilan serikat pekerja dari seluruh Indonesia, pada hari ini munas bisa laksanakan sesuai dengan amanah tersebut," tambahnya.
Alex Sandra mengatakan, Munas ke-1 yang dihadiri oleh 14 serikat pekerja ini mengambil tajuk “Silaturahmi, Sinergi dan Kolaborasi”.
"Tema ini harapannya akan menjadi poin penting bagi kita semua untuk akhirnya bisa membangun silaturahmi secara lebih luas, membangun persaudaraan secara lebih banyak dan bersinergi bersama-sama mewujudkan cita-cita dari baik perusahaan, pegawai, bangsa, negara dan tanah air Indonesia," tuturnya.
"Termasuk juga berkolaborasi atas berbagai program-program yang tentunya bisa memberikan kebermanfaatan, bukan hanya untuk kita sebagai pegawai, tapi juga sifatnya lebih luas," lanjutnya.
Setelah penyelenggaran munas ini, kata Alex Sandra, pihaknya akan merumuskan sejumlah program kerja yang bersifat positif. Salah satunya terkait persoalan-persoalan ketenagakerjaan.
"Namun tidak lepas juga pasti bagaimana membangun kebersamaan tersebut bisa sama-sama akhirnya memberikan kebermanfaatan bagi masing-masing perusahaan. Itu paling tugas-tugas pertama yang akan kami lakukan," imbuhnya.
Alex Sandra menyebut, saat ini sejumlah serikat pekerja yang tergabung dalam Federasi ini berjumlah 26 yang tersebar di seluruh Indonesia.
"BPD itu ada 26 di seluruh Indonesia, yang bisa kontak aktif itu ada 15, terakhir Bank Papua. Sejauh ini yang lainnya, ada yang aktif, ada yang sudah ada tapi tidak aktif atau ada juga beberapa yang belum terbentuk," ungkapnya.
"Ini harapannya sih setiap manajemen yang hadir itu mendorong, mendukung agar bisa terbentuknya serikat pekerja di seluruh BPD," sambungnya.
Alex Sandra mengakui, pihaknya tidak memiliki target terkait jumlah serikat pekerja yang bisa bergabung ke federasi ini. Sebab, kehadiran federasi ini sejatinya untuk sama-sama membantu atau membentuk sebuah iklim ketenagakerjaan yang positif.
"Kalau ini memang harus dari kontribusi masing-masing BPD baik itu manajemen dan pegawai, tapi dalam hal ini kita akhirnya mendorong dan membantu, mendukung. Tapi kalau dari pegawainya sendiri belum ada niatan ke arah sana atau manajemennya belum juga mendukung, rasanya akan sulit. Kalau akhirnya kita mendukung, saya rasa semuanya bisa terjadi secepat mungkin," terangnya.
Selain itu, kehadiran SP BPD ini juga dinilainya bisa menjadi wadah untuk lebih mengharmoniskan hubungan antara para pegawai dengan perusahaan.
"Ketika belum ada organisasi, ketika ada masalah itu akan jadi letupan-letupan yang tidak bisa dikordinir. Justru kalau misalnya ada wadah, artinya ada tempat para pegawai itu menyampaikan keluh kesahnya, terus bisa mensupport ketika ada masalah dan kita akan menjadi bagian yang memang bisa berdiri sama-sama dengan kedudukan yang setara, tapi win win solution antara kedua belah pihak," bebernya.
Kehadiran Federasi ini pun mendapat dukungan penuh dari Ketua Serikat Karyawan bank bjb, Khandinar Shidik Megantara. Menurutnya, ini merupakan sebuah inovasi terbaru bahwa seluruh serikat pekerja BPD yang ada di Indonesia bisa tergabung di dalam wadah yang bernama Federasi.
"Kami sangat mendukung sekali tentu dengan adanya Federasi ini. Dalam hal ini pun kami khususnya dari Serikat Karyawan bank bjb itu pun ingin mendorong, di dalam hal mendorong manajemen, di dalam hal mendorong perusahaan untuk bekerja baik," ucap Khandinar.
"Tapi ini pun menjadi sebuah wadah yang positif yang ada sekarang dan hari ini sebagai tonggak sejarahnya kita pun akan terus berkolaborasi, bersinergi dengan BPD-BPD lainnya," tambahnya.
Dalam hal pencapaian bisnis, kata Khandinar, pihaknya akan selalu berkolaborasi serta duduk bersama dengan Federasi SP BPD.
"Jadi kami siap menerima benchmark, kita pun terbuka dalam hal diskusi dalam segala macam, memang ini wadah-wadah yang positif. Karena adanya keterbatasan dalam arti kita susah menghubungi BPD satu sama lain, dengan adanya wadah ini kita saling kenal, kita bisa bersilaturahmi, kita bisa bertukar pikiran dan akhirnya terciptalah inovasi, aktivitas yang ujung-ujungnya akan mendukung perusahaan," katanya.
Dukungan yang sama juga disampaikan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Barat, Teppy Wawan Dharmawan. Dia memandang, para karyawan yang tergabung dalam federasi ini bisa menyelesaikan masalah dengan bersama-sama.
"Ini adalah hal yang luar biasa dan saya tadi lihat lumayan menjadi kejutan buat saya. Ternyata 14 BPD dari daerahnya bergabung berada di sini dan mereka menyatukan ini dalam bentuk federasi," ucap Teppy.
Teppy mengatakan, pemerintah memiliki fungsi untuk membangkitkan kesadaran, salah satu wujud demokratisasi dalam dunia usaha dengan memerlukan peran-peran serikat pekerja.
"Ini merupakan wujud demokratisasi, mudah-mudahan ini menjadi sebuah harapan yang diberikan kepada pekerja untuk bagaimana menjadi sebuah produktivitas, wujud fisik yang kita lihat," ungkapnya.
Sebagai langkah awal, kata Teppy, pihaknya pun akan membantu melaporkan hasil munas Federasi SP BPD ini kepada kementerian terkait.
"Karena ini serikatnya nasional, tentu saya akan laporkan ke kementerian, karena memang mereka kita arahkan juga untuk melihat nasional. Jadi nanti akan kami sampaikan nanti hasil munas ini, karena nanti akan ada pembinaan-pembinaan. Pengampuannya sudah langsung di pusat, karena keanggotaannya sudah seluruh Indonesia," terangnya.
Terkait pembinaa, Teppy mengatakan nantinya para karyawan akan mendapatkan pelatihan-pelatihan tugas perserikatan terkait tentang norma serta K3 (Keselamatan dan Kesehatan Karyawan).
"Kalau saja jumlahnya cukup, itu bisa dilibatkan dalam sisi langsung ke arah kebijakan di Lembaga Dewan Pengupahan Nasional misalnya kalau jumlah keanggotaannya memenuhi," ujarnya.
"Saya yakin ini hal besar, jadi apa yang digagas di Bandung ini, alhamdulillah kita jadi penggagas yaitu bjb dan bjb syariah, ini sesuatu yang luar biasa, mulai ada kohesi, ikatan antara serikat karyawan BPD, padahal sudah ada puluhan tahun BPD ini," tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait