Tak Majukan Kader Sendiri, Partai Gerindra di Pilkada Garut “Menopause Dini"

Adi Haryanto
Pengamat Politik Asep Lukman. Foto/Istimewa

BANDUNG,iNews BandungRaya.id - Konstalasi politik di Pilkada Kabupaten Garut semakin mengerucut dengan mulai munculnya sejumlah figur. Namun ada sejumlah Partai Politik (Parpol) yang pergerakannya masih terkesan adem ayem bahkan terkesan loyo.

Pengamat Politik Asep Lukman menyebutkan salah satu Parpol yang terlihat tidak ambisius di Pilkada Kabupaten Garut adalah Partai Gerindra.

Pasalnya sebagai salah satu Parpol yang memilki 7 kursi di DPRD, hingga kini Gerindra masih belum juga mengumunkan calon bupatinya ke publik.

"Saya heran dengan langkah politik Partai Gerindra di Kabupaten Garut dalam Pilkada tahun ini. Malah saya mendengar, mereka akan menjadi partai pendukung dari salah satu pasangan calon bupati dan wakil bupati yang diusung Golkar dan NasDem," ucap pria yang akrab disapa Asluk ini, Senin (12/8/2024).

Dirinya menilai secara politik langkah seperti itu cukup memalukan. Bagaimana tidak, sebagai Parpol penguasa yang kini memiliki seorang presiden terpilih Prabowo Subianto, namun justru hanya jadi partai pendukung dalam Pilkada.

Apalagi wilayah Garut masyarakatnya mayoritas memilih Prabowo Subianto di Pilpres lalu. Bahkan terbukti dalam tiga kali Pilpres sejak tahun 2014, Prabowo suaranya selalu menang di Kabupten Garut.

Hal itu cukup ironis jika melihat kedudukan Partai Gerindra yang saat ini di atas angin. Bahkan secara umum di Kabupaten Garut, papan iklan yang berseliweran saat ini hanya dipenuhi oleh bakal calon bupati yang kedudukanya satupun belum mendapatkan rekomendasi dari partai.

"Di tahun 2014 saat Partai Gerindra hanya memiliki satu kursi di DPRD Garut, saya orang yang ikut berjuang agar Gerindra dapat merekomendasi Pak Rudy Gunawan sebagai calon bupati yang berpasangan dengan dr Helmi Budiman sebagai wakil bupati," terangnya.

Saat itu, lanjut dia, hasilnya Rudy Gunawan menjadi calon bupati Partai Gerindra yang memenangkan kontestasi Pilkada di Garut. Bahkan untuk pertama kalinya dalam sejarah politik Kabupaten Garut beliau menjadi bupati selama dua periode berturut-turut.

Melihat kondisi itu, Asluk merasa heran jika kabar bahwa Gerindra hanya akan mendukung calon bupati dan wakil bupati yang telah diusung Partai Golkar dan NasDem itu benar adanya. Mengingat jumlah kursi Golkar ditambah NasDem sudah memenuhi syarat pencalonan sebagai partai pengusung.

Maka logikanya jika Partai Gerindra ikut bergabung, statusnya secara de fakto hanya “anak bawang”, karena pasangan tersebut telah dinyatakan lengkap yaitu sudah full diusung oleh lebih 20% kursi di DPRD. Tidak berlebihan jika langkah politik Partai Gerindra seperti ini dicitrai merupkan kemunduruan.

"Mungkinkah karena Partai Gerindra Garut “menopouse dini”, karena gagal melahirkan kader usai dua periode berkuasa di eksekutif (bupati). Atau karena ada intervensi politik, hingga Gerindra tidak memiliki kedaulatan dan independensi secara politik untuk mencalonkan kader terbaik," pungkasnya. (*)

Editor : Rizki Maulana

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network