"Karena pada hakikatnya semua gerakan NU juga didasari oleh upaya ishlahiyyah (perbaikan) yang bersifat ijtihad. Walaupun menyangkut contoh- contoh kasus, maka secara umum tidak bisa dijadikan sebagai bantalan untuk melegitimasi MLB," jelasnya.
Menurutnya, setiap kader NU perlu memaknai MLB di dalam AD/ART sebagai instrumen untuk melegitimasi tindakan yang bersifat dharuri syar'i (kebutuhan mendesak secara syari'at) bukan didasari oleh asumsi-asumsi yang bersifat khilafiyah (perbedaan pandangan).
"Hal ini semata-mata bertujuan untuk menjaga muru'ah (Marwah) dan sakralitas NU. Maka, MLB dalam AD/ART hakekatnya adalah pengejawantahan dari kaidah fikih Al-Dlaruratu Tubihu al-Mahdlzuraat (dalam kondisi terpaksa, yang tabu dan berisiko secara syariat boleh dilakukan) bukan celah untuk merebut kepemimpinan NU," terangnya.
Ahmad pun meyakini jika ada pengakuan sepihak oleh presidium MLB dengan meyebut sejumlah NU strukutral dari wilayah, cabang dan PCI yang menyatakan setuju MLB, itu hoaks dan tidak berdasar.
"Kami yakin, ketua-ketua NU di semua tingkatan memiliki prinsip akhlaq al-karimah. Kalaupun ada, asumsinya hanya aduan-aduan yang bersifat kritik konstruktif," tegasnya.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait