BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Upaya melindungi bangsa dan negara merupakan tugas utama militer di semua negara. Untuk itu, militer harus memiliki persenjataan yang mumpuni.
Dosen teknologi persenjataan di Departemen Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI), Broto Wardoyo mengatakan, pemerintah di berbagai negara pun menyiapkan anggaran militer yang memadai untuk memenuhi kebutuhan pengadaan persenjataan.
"Misalnya aliansi pertahanan NATO di Eropa Barat, mensyaratkan negara anggotanya untuk mengalokasikan 2% dari Produk Domestik Bruto (PDB) untuk anggaran militer. Lebih lagi, 20% dari anggaran militer tersebut harus dialokasikan untuk modernisasi persenjataan," ucap Broto dalam keterangannya, Selasa (24/9/2024).
Menurutnya, perkembangan teknologi senjata sendiri merupakan hal yang menentukan dalam kemenangan di dalam perang. Saat ini, perang ditandai dengan penggunaan jejaring yang mengkoneksikan berbagai jenis persenjataan di semua matra.
"Perang tidak lagi ditentukan oleh jumlah tentara yang digunakan namun ditentukan oleh kemampuan persenjataan yang dimiliki. Perang modern, Broto menambahkan, sudah mengintegrasikan berbagai teknologi. Hal ini dapat diamati sejak operasi Desert Strom tahun 1991," jelasnya.
Dengan sedemikian sentralnya peran teknologi di dalam perang, lanjut Broto, maka sudah seharusnya Tentara Nasional Indonesia (TNI) menguasai berbagai teknologi persenjataan terkini.
"Salah satu bidang yang krusial dalam TNI adalah Matkomlek (Materiil Komunikasi dan Elektronika) yang vital dalam mendukung upaya pertahanan," sebutnya.
Broto menjelaskan, Matkomlek mencakup berbagai perangkat dan teknologi yang digunakan untuk mendukung komunikasi dan operasi elektronik, termasuk dalam bidang militer, pertahanan, dan intelijen.
"Keberadaan Matkomlek menjadi sangat penting, terutama di tengah tantangan keamanan yang semakin kompleks, baik dari ancaman fisik maupun siber," imbuhnya.
Broto menilai, dalam konteks keamanan nasional, Matkomlek berperan besar dalam memastikan kelancaran dan kerahasiaan komunikasi antara lembaga-lembaga strategis.
"Teknologi ini juga mendukung pemantauan, pengawasan, dan pengumpulan informasi yang sangat penting bagi keputusan-keputusan keamanan yang akurat dan tepat waktu," ungkapnya.
Sebagai alat utama dalam pengendalian komunikasi militer, kata Broto, Matkomlek memberikan jaminan bahwa informasi sensitif dapat dikirimkan secara aman tanpa risiko intersepsi atau gangguan dari pihak yang tidak berwenang.
Namun, tantangan keamanan tidak hanya datang dari ancaman fisik semata. Dunia maya atau siber telah menjadi medan baru yang penuh risiko.
Menurutnya, ancaman siber seperti peretasan, malware, dan spyware semakin sering muncul dan berpotensi merusak sistem pertahanan serta mengancam stabilitas negara.
"Dalam konteks inilah peran spyware menjadi sangat relevan untuk dipahami dan diantisipasi. Spyware, sebagaimana namanya, adalah perangkat lunak yang dirancang untuk memata-matai aktivitas pengguna komputer atau perangkat elektronik lainnya tanpa sepengetahuan mereka," tuturnya.
Broto mengatakan, spyware bekerja dengan cara mengumpulkan informasi pribadi, memantau komunikasi, atau bahkan mengambil alih kendali sistem dari jarak jauh.
"Ancaman ini bisa datang dari berbagai sumber, mulai dari peretas individu hingga negara-negara yang mencoba mencuri data sensitif atau mengganggu operasi penting," ucapnya.
Broto memandang, ancaman spyware di Indonesia menjadi perhatian serius, terutama bagi lembaga-lembaga pemerintahan, militer, dan perusahaan strategis yang mengelola data sensitif.
"Serangan melalui spyware bisa berujung pada pencurian data yang sangat berharga, mulai dari informasi keuangan, data pribadi, hingga rencana pertahanan negara," ungkapnya.
Oleh karena itu, penting untuk memiliki sistem keamanan yang kuat dan teknologi pengawasan yang canggih untuk melindungi dari potensi ancaman ini.
"Keamanan siber yang efektif harus mencakup sistem yang mampu mendeteksi, mencegah, dan menanggulangi ancaman seperti spyware," ujarnya.
Menurutnya, salah satu teknologi yang relevan dalam hal ini adalah sistem pemantauan jaringan yang canggih, firewall yang diperbarui secara berkala, serta solusi enkripsi yang kuat.
"Teknologi ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memblokir spyware sebelum bisa merusak atau mencuri informasi," ucapnya.
Di tengah meningkatnya ancaman siber, perusahaan teknologi di Indonesia dituntut untuk menyediakan solusi keamanan yang handal dan adaptif terhadap perkembangan ancaman. PT. Radika Karya Utama (RKU) adalah salah satu perusahaan yang fokus pada pengembangan dan penyediaan teknologi canggih yang mendukung keamanan komunikasi dan elektronik, termasuk perlindungan terhadap spyware.
RKU memahami pentingnya teknologi Matkomlek dalam upaya menjaga keamanan nasional, terutama dalam menghadapi ancaman dari dunia maya. Dengan pengalaman dan kompetensi di bidang teknologi komunikasi, RKU menawarkan solusi yang terintegrasi, mulai dari perangkat keras hingga perangkat lunak, untuk mendukung kebutuhan Matkomlek dalam sektor pertahanan dan keamanan.
Salah satu inovasi yang mereka tawarkan adalah pengembangan sistem deteksi ancaman yang mampu memonitor aktivitas jaringan secara real-time, sehingga potensi serangan spyware bisa segera diidentifikasi dan ditangani sebelum berdampak lebih lanjut.
Melalui pendekatan yang proaktif, RKU bekerja sama dengan berbagai lembaga pemerintahan dan swasta dalam mengembangkan sistem keamanan yang bisa diandalkan di tengah ancaman digital yang terus berubah. Dengan dukungan teknologi mutakhir dan keahlian di bidang keamanan siber, RKU memberikan kontribusi penting dalam menciptakan lingkungan teknologi yang lebih aman di Indonesia.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait