“Sebagai negara demokrasi, Indonesia harus memastikan proses Pilkada berjalan dengan damai dan terhindar dari potensi money politic. Pemilih muda menjadi sasaran utama dalam proses ini karena jumlahnya yang dominan," ujar Nina.
Ia juga mengingatkan bahwa pemilih muda harus mampu menyaring informasi dengan baik, tidak mudah terpengaruh oleh janji-janji politik yang tidak realistis.
Ia menambahkan bahwa kampanye saat ini merupakan masa krusial, karena banyaknya potensi pelanggaran seperti politik uang dan mobilisasi massa yang menargetkan pemilih muda.
"Pemilih muda harus menjadi agen perubahan, dengan partisipasi aktif dan standar yang kritis dalam menilai calon pemimpin berdasarkan integritas dan visi misi mereka," tegasnya.
Acara sosialisasi ini diakhiri dengan sesi tanya jawab, di mana para mahasiswa aktif bertanya mengenai mekanisme Pilkada dan tantangan yang mereka hadapi sebagai pemilih muda. Dengan harapan, para peserta dapat menjadi pemilih yang cerdas, kritis, dan mampu berperan aktif dalam menjaga demokrasi yang sehat di Jabar.
Editor : Zhafran Pramoedya
Artikel Terkait